Sistem Pembayaran Harbolnas mulai Bergeser ke Non Tunai
Selasa, 20 Desember 2016 10:14 WIB
"40 persen transfer via atm, 40 persen via internet banking, 25 persen melalui credit card dan 20 persen COD (cash on delivery)," kata Rusdy Sumantri, Director Nielsen Indonesia, dalam temu media di Jakarta, Senin.
"Apakah itu pertanda baik bahwa saat ini orang lebih percaya dengan belanja online? Saya rasa iya karena COD menurun karena biasanya orang memilih COD karena takut barang tidak terkirim," sambung dia.
Meki angka serupa tidak didapat oleh situs cashback belanja online ShopBack dalam melakukan survey saat berlangsungnya Harbolnas 2016, Country General Manager & Co-founder ShopBack Indonesia Indra Yonathan melihat kecenderungan konsumen Indonesia untuk bergeser ke pembayaran non tunai.
"Untuk cara pembayaran ternyata masih 50:50. Namun, kartu kredit untuk Harbolnas kali ini cukup meningkat mungkin karena promo yang meningkat. Dari data yang kami punya menjadi PR bersama, untuk itu selalu bekerja sama dengan bank-bank mendorong gerakan non tunai.," ujar Yonathan.
"Di China 5 tahun lalu COD 60 persen sekarang kurang dari 10 persen. Indonesia pasti nanti akan berkurang. Dengan trust konsumen diharapkan akan menurunkan angka COD," lanjut dia.
Selain sistem pembayaran yang dinilai masih memerlukan perbaikan, dari sisi operasional, sebagai partner logistisk Harbolnas 2016, CEO Lion Parcel Gunardi, melihat edukasi first mile menjadi tantangan tersendiri.
"Pengirim harus memastikan alamat lengkap karena cukup sering alamatnya tidak cukup jelas yang menyebabkan akhirnya barang harus dikembalikan lagi," kata dia.
"Untuk last mile kalau orangnya tidak ada di rumah bisa diambil di kami, tapi data paling penting, kalau tidak lancar pasti akan ada pertanyaan dari konsumen, faktor seperti ini yang menyebabkan masalah. Tapi, secara keseluruhan Harbolnas 2016 berjalan dengan baik dan tahun depan harus lebih baik lagi," tambah dia.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024