Dieng Aman Untuk Wisatawan
Rabu, 5 Juli 2017 14:10 WIB
Wakil Bupati Syamsudin bersama rombongan memastikan dengan langsung melakukan kunjungan ke kawasan Kawah Sileri dan melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait, termasuk dengan desa dan warga, Senin (3/7).
Ia menjelaskan bahwa Erupsi Fratik yang terjadi Minggu (2/7) bukan merupakan erupsi yang membahayakan manusia pada skala luas dan bagi masyarakat setempat merupakan hal biasa terjadi setiap tahunnya dan diistilahkan dengan "Sileri tengah kentut".
Syamsudin menegaskan bahwa aktivitas kehidupan tetap berjalan normal, hanya untuk kawasan radius 100 m dari kawah Sileri, termasuk di dalamnya obyek wisata Dqiano masih ditutup untuk umum.
"Meskipun tidak berbahaya, kondisinya terus dipantau oleh PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, setiap enam jam dilakukan terus pemantauan di seputar kawah. Sampai saat ini aktivitasnya dilaporkan senantiasa normal dan kalau ke depan masih saja normal dan aktivitasnya menunjukan keadaan stabil, obyek wisata akan segera dibuka kembali untuk umum," katanya.
Belajar dari kasus munculnya korban patah tulang pada kejadian Erupsi Fratik dan kepanikan yang terjadi, Syamsudin meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara segera berkoordinasi dengan BPBD untuk memasang papan informasi jalur evakuasi di semua obyek wisata.
Papan petunjuk tersebut, lanjut Syamsudin, penting untuk menghindari jatuhnya korban lebih besar dan korban yang tidak perlu karena warga tidak tahu arah evakuasi yang aman.
"Korban patah tulang kemarin terjadi karena dua motor bertabrakan. Satu motor yang ditumpangi warga dan satu yang motor yang ditumpangi pengunjung obyek saat mereka panik akibat terjadi erupsi. Tak ada petunjuk yang menuntun mereka arah evakuasi saat bencana dan dimana titik kumpulnya. Akibatnya kekacauan dan kepanikan yang makin mempersulit upaya penyelamatan warga," katanya.
Kepala Puskesmas Batur 1 Sukma menjelaskan bahwa dari 25 pasien korban/pasien, 20 orang merupakan korban yang terdampak langsung yang kebanyakan merupakan wisatawan dari Pekalongan dan Paninggaran yang terkena semburan lumpur yang seluruhnya sudah dapat pulang, sedangkan lima orang karena terdampak tidak langsung.
"Tiga orang korban kecelakaan, dua orang warga Batur dan satu orang warga Bojong. Ketiganya kami rujuk ke RSUD Wonosobo. Sedangkan dua anak kecil, satu 6 tahun dan satunya lagi masih bayi mengalami sesak napas namun sudah pulang siang itu juga," kata Sukma.
Kepala Dinbudpar Banjarnegara Dwi Suryanto menambahkan bahwa Erupsi Fratik di Kawah Sileri diakuinya cukup mengagetkan, namun tidak akan mengganggu pariwisata Dieng karena erupsi muncul setiap tahun dan tidak membahayakan manusia.
"Dari pengamatan kami, alur wisatawan masih normal. Kunjungan wisatan di Kawah Sikidang yang lebih besar dari Sileri juga masih seperti biasa. Sama halnya dengan kunjungan di kawasan wisata Candi Dieng," kata Dwi Suryanto.
Kawah Sileri lokasinya berada di zona 2, sedangkan destinasi wisata seperti Kawah Sikidang, Kawasan Candi Arjuna, Museum Kailasa, Sumur Aswatama masuk pada zona 1 (kawasan zona 1 berjarak kurang lebih 1,5 km.
" Untuk kawasan sekitar kawah, ada imbauan agar pengunjung jangan terlalu dekat. Ikuti saja batas aman sesuai informasi yang ada di kawasan wisata," demikian Dwi Suryanto.
Pewarta : Humas Pemkab Banjarnegara
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024