Logo Header Antaranews Jateng

Untuk perawatan lebih baik, 2 beruang madu dipindah ke Sragen

Rabu, 7 Februari 2018 21:15 WIB
Image Print
Dua ekor beruang madu dipindah dari Kalimantan Tengah ke PT Ndayu Alam Lestari, Kabupaten Sragen. (Foto: Dokumentasi BKSDA)
Solo (Antaranews Jateng) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam memindahkan dua beruang madu dari Kalimantan Tengah ke PT Ndayu Alam Lestari, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Melalui keterangan resminya yang diterima Antara, di Solo, Rabu, Kepala BKSDA Provinsi Jawa Tengah Suharman mengatakan translokasi beruang madu tersebut dilakukan untuk pengembangbiakan dan penyelamatan satwa dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.

"Selain itu juga sebagai ajang pendidikan dan sosialisasi peraturan di bidang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, PP Nomor 7 Tahun 1999, dan PP Nomor 8 Tahun 1999," katanya.

Sebelumnya, pada 2 September 2017 BKSDA Kalimantan Tengah telah mendapatkan penyerahan sepasang beruang madu yang berumur 4 tahun jenis kelamin betina dan 5 tahun jenis kelamin jantan dari masyarakat Dusun Suayap, Desa Kumpang, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.

Ia mengatakan saat diserahkan kondisi satwa sudah jinak dan tidak memungkinkan untuk dilepasliarkan ke habitatnya.

"Dalam hal ini BKSDA Kalimantan Tengah mengalami kendala teknis pemeliharaannya yaitu ketersediaan kandang dan tenaga perawatnya. Oleh karena itu, dipindahkanlah ke PT Ndayu Alam Lestari," katanya.

Dengan datangnya beruang madu tersebut menambah koleksi satwa yang dilindungi di PT Ndayu Alam Lestari.

 Hingga saat ini ada 16 jenis satwa yang dilindungi, di antaranya kanguru, kijang, rusa bawean, rusa sumatera, landak, siamang, monyet jambul, beruk mentawai, merak, kasuari, elang, buaya, kura-kura, biawak, dan sanca.

Pihaknya berharap dengan berada di tempat yang lebih baik, kondisi satwa khususnya yang dilindungi juga akan lebih baik.



Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025