Warga Kudus keluhkan pencemaran limbah di Sungai Pendo
Selasa, 31 Juli 2018 20:04 WIB
Menurut salah seorang warga Desa Mejobo, Eko Prayitno, di Kudus, Selasa, pencemaran sungai tersebut sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.?
Akan tetapi, lanjut dia, akhir-akhir ini warga merasakan pencemarannya makin parah.?
Selain dampak bau yang mengganggu, kata dia, warga juga merasakan pusing hingga mual-mual.
Ia menduga sumur warga yang berdekatan dengan aliran sungai yang tercemar juga berdampak pada penurunan kualitas air sumur warga.
"Warga sangat terganggu dan merasa resah. Terlebih lagi, setiap pagi hari baunya paling menyengat," ujarnya.
Pencemaran tersebut diduga karena limbah produksi dari PG Rendeng tidak terolah dengan sempurna melalui instalasi pengolahan air limbah (ipal).?
Padahal, kata dia, jarak desanya dengan PG Rendeng sekitar 12 kilometer.
Saat memasuki musim giling, katanya, pencemaran dirasakan warga, terutama pada April hingga September.?
Kasus dugaan pencemaran tersebut, katanya, sudah dilaporkan kepada pihak berwenang namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut.
Warga lainnya, Yanto, mengakui kasus dugaan pencemaran sungai di desanya sudah berlangsung bertahun-tahun.?
Menanggapi keluhan warga setempat, Camat Mejobo Harso Widodo mengakui pencemaran sungai di Desa Mejobo memang sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu.?
Bahkan, lanjut dia, dampak pencemaran tidak hanya dirasakan oleh warga Desa Mejobo, melainkan desa lain yang yang dilintasi aliran Sungai Pendo tersebut.
"Kami juga beberapa kali melaporan kasus tersebut secara lisan ke PG Rendeng. Hanya saja, hingga kini belum ada penyelesaian," ujarnya.
Ia berharap Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup Kabupaten Kudus juga bertindak atas dugaan pencemaran sungai tersebut.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024