Logo Header Antaranews Jateng

Pertamina siapkan tambahan stok BBM 11 persen jelang libur Natal

Rabu, 19 Desember 2018 23:27 WIB
Image Print
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, didampingi Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero) Mas'ud Khamid, menyampaikan keterangan kesiapan pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk Natal dan Tahun Baru 2018/2019, di Semarang, Rabu (19/12). (Foto: Zuhdiar Laeis)
Semarang (Antaranews Jateng) - PT Pertamina (Persero) menyiagakan tambahan stok bahan bakar minyak hingga 11 persen untuk memenuhi peningkatan kebutuhan di Jawa Tengah pada libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
"Itu untuk BBM jenis `gasoline`, seperti premium, pertalite, dan pertamax series dari rata-rata normal per hari sebanyak 10.561 kiloliter menjadi 11.754 kiloliter," kata Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero) Mas`ud Khamid di Semarang, Rabu malam ketika mendampingi Menteri ESDM Ignasius Jonan yang meninjau Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Semarang Group PT Pertamina.

Mengenai kesiapan menghadapi peningkatan konsumsi elpiji di wilayah Jateng, kata dia, disiapkan tambahan stok 10 persen dari 3,206 metrik ton menjadi 3,511 metrik ton

"Avtur juga kami siagakan tambahan stok 7 persen dari rata-rata konsumsi normal, yakni dari 480 kiloliter menjadi 514 kiloliter untuk mengantisipasi padatnya penerbangan di bandara Jateng dan DIY selama periode libur Natal dan Tahun Baru," katanya.

Namun, diakuinya, untuk konsumsi produk BBM jenis solar untuk wilayah Jateng diprediksi turun sekitar 5 persen dari rata-rata harian sebesar 6.059 kiloliter menjadi 5.778 kiloliter karena ada pembatasan operasional angkutan barang dan kegiatan industri.

Sementara itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengakui peningkatan kebutuhan BBM pada masa libur Natal dan Tahun Baru di masing-masing daerah berbeda, tetapi secara nasional kemungkinan di kisaran 6-7 persen.

"Itu untuk `gasoline` atau yang berbasis bensin. Tergantung tiap daerah, berbeda, hanya mungkin kurang lebih 6-7 persen secara nasional," katanya.

Untuk kebutuhan avtur bagi penerbangan, kata dia, kemungkinan terjadi kenaikan seiring bakal padatnya frekuensi penerbangan, tetapi kenaikannya secara total tidak sampai 9 persen.

"Kalau yang solar, basisnya `gasoil`, atau minyal diesel biasanya turun karena banyak industri yang mengurangi kegiatan. Ada juga larangan mengoperasikan kendaraan angkutan berat, kecuali untuk sembako dan BBM," katanya. 
  

Pewarta :
Editor: Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024