Logo Header Antaranews Jateng

Macan tutul asal Gunung Lawu dipamerkan di TSTJ Solo

Rabu, 2 Januari 2019 15:13 WIB
Image Print
Seekor macan tutul betina yang diamankan dari Hutan Gunung Lawu Karanganyar dipamerkan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Rabu. (Foto:Bambang Dwi Marwoto)
Solo (Antaranews Jateng) - Seekor macan tutul betina asal hutan Gunung Lawu Kabupaten Karanganyar, dipamerkan untuk pengunjung di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Rabu.

Macan tutul asal hutan Gunung Lawu yang masuk perangkap di Desa Wonorejo, Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar tersebut setelah masuk karantina selama sepekan, kini menjadi tontonan para pengunjung di TSTJ Solo.

Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, Suharman, kondisi macan tutul masih dalam pantauan tim kesehatan TSTJ.

"BKSDA belum melepas macan tutul, meski sudah menjalani karantina selama sepekan," kata Suharman. 

BKSDA belum bisa melepas macan tutul tersebut ke alam bebas, karena harus melakukan survei terlebih dahulu di lapangan.

Kegiatan survei sangat penting, kata Suharman, untuk mengetahui langsung ketersediaan makanan dan populasi macan sejenis di kawasan hutan Gunung Lawu.

"Kami tidak ingin setelah macan dilepas di alam bebas, kemudian kembali menyerang hewan ternak kambing milik warga di lereng Lawu. Kami harus pastikan ketersediaan makan macan di hutan dipastikan harus cukup," katanya.

Nuraini, selaku dokter hewan TSTJ Solo menjelaskan, kondisi kesehatan macan tutul tersebut sehat, setelah menjalani karantina salama sepekan ini.

"Hasil observasi macan tutul itu, berusia 2,5 tahun dengan panjang 80 centimeter dengan tinggi 60 centimeter, dan beratnya 30 kilogram," kata Nuraini.

Menurut Nuraini, macan tutul tersebut jatah pakan rata-rata sekitar 1,5 kilogram daging ayam dicampur daging sapi per hari.

Menurut Direktur Utama TSTJ Solo, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, pihaknya sedang melakukan komunikasi dengan BKSDA, menyusul kondisi macan tutul setelah di karantina.

"Kami berharap macan tutul asal Lawu agar dihibahkan ke TSTJ. TSTJ dapat dijadikan tempat perjodohan macan tutul. Apalagi TSTJ dijadikan konservasi resmi BKSDA Jateng," katanya. 

 

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024