Logo Header Antaranews Jateng

Cerita dibalik pembuatan Vivo NEX

Kamis, 10 Januari 2019 12:45 WIB
Image Print
Vivo NEX. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)
Jakarta (Antaranews Jateng) - Kemunculan Vivo NEX di kancah global pada tahun lalu, ternyata menyuguhkan produk ponsel pintar yang cukup berbeda pada kategori flagship.

Vivo berani menyematkan in-display fingerprint dan kamera tersembunyi yang baru muncul jika ingin memotret.

NEX, seperti ponsel pintar seri flagship lain, mengusung layar besar dengan bezel super tipis sehingga tombol kapasitif sepenuhnya virtual. Vivo juga memangkas pemindai sidik jari, sensor yang biasanya ada di bezel bawah atau di bodi belakang ponsel dihilangkan sama sekali.

Sebagai gantinya, pengguna bisa menempelkan jari langsung ke layar karena Vivo menanam sensor pemindai sidik jari di dalam layar ponsel.

Spesialisasi Vivo di bidang kamera ditunjukkan lewat inovasi "elevating kamera", Vivo menghilangkan kamera depan dari layar dan membuat ekstensi yang akan keluar jika pengguna ingin berfoto dengan kamera depan.

Manajer Produk Vivo Global, Charles Ding saat pertemuan di Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (9/1) malam, menceritakan kerumitan yang harus mereka hadapi saat merancang Vivo Nex. Ding memimpin tim yang merancang Vivo NEX, yang keluar pertengahan tahun lalu.

"Pertama kali kami rapat, untuk membuat ponsel ini, hal yang pertama bagaimana membuat layar tanpa bezel, super full screen," kata Ding.
 
Manajer Humas Vivo Mobile Indonesia Tyas K Rarasmurti dan Manajer Produk Vivo Global Charles Ding masing-masing memamerkan Vivo V11 Pro dan Vivo NEX saat acara media di Lembang, Bandung, Jawa Barat, Rabu (9/1/2019). (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)


Tim menemukan ada tiga hal yang harus diperhatikan agar dapat membuat Vivo NEX dengan layar penuh, pertama integritas layar tidak dapat dipisahkan.

Kedua, tim Vivo menginginkan layar penuh harus dapat digunakan dengan nyaman, jangan membuat pengguna kesulitan mengoperasikan ponsel. Pertimbangan terakhir, rasio layar ke bodi ponsel harus yang paling besar.

"Akhirnya, kami menganalisis berbagai desain, sayangnya, tidak ada yang memenuhi tiga faktor itu," kata Ding.

Salah satu rancangan yang sempat mereka buat adalah dengan memindahkan kameran depan yang biasanya di atas menjadi di bawah. Tapi, rancangan tersebut dianggap menyulitkan pengguna saat berswafoto karena sudut pengambilan gambar akan berbeda dibandingkan dengan kamera yang berada di bezel atas.

Jika memakai kamera depan di bawah, Vivo menilai akan menyulitkan pengguna karena harus memutar ponsel ketika ingin berfoto selfie.

Begitu muncul ide "elevating camera", pun gagasan tersebut tidak bisa serta merta dieksekusi karena mereka kesulitan membuat sistem yang mendukung penggunaan kamera seperti itu.

Baca juga: Vivo setia kembangkan kamera untuk ponsel
 
Kamera depan Vivo NEX yang memiliki konsep "elevating camera". Kamera depan baru muncul jika mengaktifkan fitur untuk berswafoto. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)


"Kami meneliti bagaimana membuat sistem untuk bisa membuat 'elevating camera' ini," kata dia.

Vivo mengklaim saat itu belum ada yang mengembangkan kamera seperti itu sehingga mereka tidak menemukan vendor yang dapat memasok komponen yang diperlukan untuk membuat "elevating camera".

"Kami harus benar-benar membuat sistem secara mandiri. Kedua, sulit meyakinkan vendor untuk mau membuatkan teknologi untuk 'elevating camera'," kata Ding menceritakan tantangan mereka membuat Vivo NEX.

Vivo akhirnya merancang sistem untuk "elevating camera" di NEX, termasuk mengantisipasi kerusakan yang mungkin terjadi akibat gesekan dan terkena air.

Vivo memperkenalkan teknologi "elevating camera" ini saat gelaran MWC 2018 lalu di Spanyol.

Hingga awal 2019 ini, Vivo Indonesia belum bisa memastikan apakah mereka akan membawa NEX ke Indonesia dengan berbagai hal yang perlu dipertimbangkan antara lain berkaitan dengan harga jual dan kebutuhan teknologi konsumen di Indonesia.
 
Bagian belakang "elevating camera" Vivo NEX. Kamera depan baru muncul jika mengaktifkan fitur untuk berswafoto. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)


Pasar Indonesia justru mengenal teknologi kamera yang mirip dengan "elevating camera" milik Vivo melalui OPPO Find X yang keluar pertengahan tahun lalu di Indonesia. OPPO menamai kamera geser mereka Stealth 3D Camera, berupa kamera yang akan muncul ketika membuka fitur kamera, baik kamera depan maupun belakang.

Kamera Vivo dan OPPO memiliki tampilan yang sangat berbeda, Vivo berupa kamera depan seukuran USB on-the-go yang baru keluar ketika pengguna mengaktifkan kamera swafoto. Sementara milik OPPO, kamera geser berbentuk bodi bagian atas yang akan terangkat jika membuka fitur kamera.

Meski pun OPPO yang memperkenalkan lebih dulu ke pasar Indonesia, Vivo tetap yakin mereka yang pertama kali mengembangkan kamera model seperti itu karena sudah memperkenalkannya di MWC 2018 pada Februari tahun lalu.

"Tapi, yang pertama Vivo. Tim kami yang pertama kali memiliki ide seperti itu," kata dia.

Baca juga: Kapan Vivo NEX masuk Indonesia?

Pewarta :
Editor: Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024