Legislator minta Disdikbud Jateng cek bangunan sekolah
Kamis, 21 November 2019 21:00 WIB
"Pengecekan itu penting untuk mengetahui kondisi bangunan apakah masih layak atau tidak karena dikhawatirkan, angin kencang merobohkan bangunan sekolah lainnya dan yang paling menjadi perhatian adalah keselamatan anak-anak, mumpung saat ini intensitas hujan belum tinggi," katanya di Semarang, Kamis.
Yudi menjelaskan bahwa inventarisasi bangunan sekolah yang dilakukan harus menyeluruh, mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA, dan SMK sederajat hingga gedung SLB.
Menurut dia, jika ditemukan sekolah dengan bangunan yang tak lagi representatif maka diserahkan ke pemerintahan daerah sesuai kewenangannya.
Terkait dengan hal ini, Pemprov Jateng bertanggung jawab pada sekolah SMA, SMK, SLB negeri.
Dalam pengecekan bangunan sekolah, lanjut dia Disdikbud Jateng bisa menggandeng BPBD setempat atau ahli bangunan untuk mengetahui kondisi riil dan mengukur kekuatan bangunannya.
Politikus Partai Gerindra itu menekankan adalah sosialisasi tanggap bencana juga dilakukan di sekolah-sekolah.
"Siswa harus dipahamkan bagaimana menghadpai bencana karena banyak wilayah di Jateng ini rawan bencana, dan ini harus disosialisasikan atau bisa juga disimulasikan bagaimana menghadapinya dengan tujuannya, saat bencana terjadi, siswa maupun guru sudah siap," jelasnya.
Saat ini, jumlah SMK di Jateng sebanyak 1.585 sekolah dengan rincian 235 negeri dan 1.350 swasta, SMA tercatat sebanyak 862 sekolah (360 negeri dan 502 swasta), dan 172 SLB (39 negeri dan 133 swasta).
Untuk jumlah siswa siswa di sekolah negeri yang di bawah kewenangan Pemprov Jateng sebanyak 565.271 siswa yang terdiri dari SMA (303.205 siswa), SMK (254.543 siswa), SLB (7523 siswa), sedangkan jumlah siswa di sekolah swasta 800.790 siswa yang terdiri SMA/SMK/SLB (623.676 siswa) dan MA (177.114 siswa).
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor:
Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2024