Logo Header Antaranews Jateng

Peneliti AS: Sinar Matahari, panas, dan kelembaban perlemah virus corona

Jumat, 24 April 2020 15:01 WIB
Image Print
Ilustrasi anak berjemur di bawah sinar matahari. Shutterstock
Washington (ANTARA) - Virus corona tampaknya melemah lebih cepat ketika terkena sinar Matahari, panas, dan kelembaban, kata seorang pejabat Amerika Serikat (AS) pada Kamis dalam tanda potensial bahwa pandemi itu bisa menjadi kurang menular di bulan-bulan musim panas.

Para peneliti pemerintah AS telah menentukan bahwa virus bertahan paling lama di dalam ruangan dan dalam kondisi kering, serta melemah ketika suhu dan kelembaban naik - terutama ketika terkena sinar matahari, kata William Bryan, penjabat kepala Direktorat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.

"Virus ini mati paling cepat di bawah sinar matahari langsung," katanya dalam jumpa pers Gedung Putih.

Temuan ini dapat meningkatkan harapan bahwa virus corona memiliki sifat penyakit pernapasan lainnya seperti influenza, yang biasanya kurang menular dalam cuaca hangat.

Tetapi virus corona juga telah terbukti mematikan di tempat-tempat bercuaca hangat seperti Singapura, yang menimbulkan pertanyaan yang lebih luas tentang dampak faktor lingkungan.

Presiden Donald Trump mengatakan temuan itu harus ditafsirkan dengan hati-hati, tetapi juga mengklaim pembenaran atas pernyataannya sebelumnya jika virus corona mungkin reda di musim panas.

"Saya pernah mengatakan bahwa mungkin itu hilang dengan panas dan cahaya. Dan orang-orang tidak begitu menyukai pernyataan itu," katanya pada briefing.

Enam belas negara bagian AS sedang merencanakan untuk memulai kembali kegiatan ekonomi mereka dan melonggarkan regulasi yang dirancang untuk memperlambat penyebaran pandemi.

Georgia dan Carolina Selatan mengizinkan beberapa bisnis untuk dibuka kembali minggu ini - sebuah langkah yang menurut otoritas kesehatan dapat menyebabkan lebih banyak kematian karena mereka tidak memiliki cukup tes untuk menilai berapa banyak orang yang terinfeksi.

Pemerintahan Trump mengatakan negara bagian harus menunggu sampai mereka memiliki bukti bahwa tingkat infeksi telah turun secara stabil selama dua minggu.

Wakil Presiden Mike Pence mengatakan negara bagian harus mengizinkan rumah sakit dan fasilitas medis lainnya untuk melanjutkan operasi elektif, sumber pendapatan penting yang dilarang oleh beberapa gubernur untuk menjaga rumah sakit tetap memadai bagi pasien virus corona.

Trump mengatakan orang Amerika mungkin perlu menjaga jarak sosial hingga awal musim panas, meskipun beberapa negara bagian menunjukkan tanda-tanda kemajuan.

Trump telah mendorong aksi protes terhadap pembatasan jarak sosial di beberapa negara bagian. Namun dia mengkritik Gubernur Georgia Brian Kemp, sesama anggota Partai Republik, karena bergerak terlalu cepat.

"Saya ingin orang-orang di Georgia aman, dan saya tidak ingin virus ini meluas karena Anda memutuskan untuk melakukan sesuatu yang tidak ada dalam pedoman," katanya.

Lebih dari 874.000 orang di Amerika Serikat diketahui telah terinfeksi dan lebih dari 49.600 meninggal karena COVID-19, penyakit pernapasan yang sangat menular yang disebabkan oleh virus corona baru, menurut penghitungan Reuters.

18 Jam versus 2 menit

Pada permukaan yang tidak berongga seperti baja tahan karat, virus corona baru membutuhkan waktu 18 jam untuk kehilangan setengah kekuatannya di lingkungan yang gelap dengan kelembaban rendah, kata Bryan.

Dalam lingkungan dengan kelembaban tinggi, waktu paruh turun menjadi enam jam, dan ketika virus terkena kelembaban tinggi dan sinar matahari, waktu paruh turun menjadi dua menit, katanya.

Para peneliti menemukan efek yang sama dengan virus corona yang berada di udara - mensimulasikan batuk atau bersin yang sering menyebarkan penyakit. Di ruangan gelap, virus mempertahankan setengah kekuatannya selama satu jam. Tetapi ketika terkena sinar matahari, ia kehilangan setengah kekuatannya dalam 90 detik, kata Bryan.

Para peneliti juga menemukan bahwa isopropil alkohol adalah desinfektan yang lebih efektif daripada pemutih, katanya.

Trump mengatakan para peneliti harus mencoba menerapkan temuan mereka pada pasien virus corona dengan memasukkan cahaya atau desinfektan ke dalam tubuh mereka.

"Apakah ada cara kita bisa melakukan hal seperti itu dengan menyuntikkan, di dalam, atau hampir seperti membersihkan?" dia bertanya.

"Akan menarik untuk menelitinya."

Sumber: Reuters

Baca juga: 1.380 pasien COVID-19 di Surabaya sembuh

Baca juga: 30 warga peserta ijtima ulama Gowa dikarantina di BLK Temanggung



 

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024