Logo Header Antaranews Jateng

Bejen Fruit Garden tawarkan wisata agro Temanggung

Sabtu, 13 Februari 2021 17:03 WIB
Image Print
Petugas Bejen Fruit Garden membenahi kantong pembungkus buah kelengkeng untuk melindungi dari serangan hama. (ANTARA/Heru Suyitno)
Temanggung (ANTARA) - Bejen Fruit Garden (BFG) di Desa Bejen, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menawarkan objek wisata agro yang memiliki berbagai jenis tanaman buah yang bisa dipetik langsung oleh para pengunjung.

Direktur PT Catila selaku pengelola BFG Ariadi di Temanggung, Sabtu, mengatakan objek wisata yang menempati lahan 10 hektare milik Perhutani ini, ditanami kelengkeng, durian, alpokat, jeruk, dan pepaya.

"Kami merintis objek wisata ini sekitar 1 tahun lalu dan telah melakukan soft opening pada 16 Oktober 2020. Namun, karena pandemi COVID-19 pengunjung belum bisa maksimal," katanya.

BFG saat ini memiliki sekitar 2.000 tanaman buah, di antaranya 1.350 tanaman klengkeng dan sisanya berupa tanaman durian, alpukat, jeruk, dan pepaya.

Ia menuturkan, untuk tanaman pepaya sudah panen berkali-kali dan sekarang sebagian tanaman kelengkeng yang dibudidayakan jenis kateki juga sudah mulai berbuah.

"Untuk tanaman kelengkeng ini melalui rekayasa memang disengaja agar tidak berbuah secara bersamaan sehingga ketika pengunjung datang di sini selalu ada buah yang bisa dipetik," katanya.

Selain pengunjung bisa melakukan petik buah, katanya pihaknya juga menyediakan bibit klengkeng yang bisa dibeli oleh pengunjung.

Ariadi menyampaikan konsep wisata yang diusung di BFG sebenarnya wisata terpadu. Selain wisata petik buah juga menawarkan kuliner, oleh-oleh, cenderamata, ruang kopi, keliling kebun, jeep adventure, naik kuda, track ATV, painball, dan istana balon.

Ia menyampaikan pada Maret 2021 pihaknya berencana melakukan peresmian objek wisata ini, tetapi belum tahu bisa dilaksanakan atau tidak mengingat kondisi masih pandemi.

"Karena kondisinya masih seperti ini, andalan kami sekarang hanya dari hasil buah saja. Untuk wisata sekarang kami juga belum berani banget, karena kalau nanti timbul keramaian kami juga disorot, tetapi sebenarnya kalau soal keramaian di sini aman, karena luasnya 10 hektare dan terbuka serta kami selalu menerapkan protokol kesehatan," katanya. 

Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024