Logo Header Antaranews Jateng

Raja Rote "matur nuwun" ke Ganjar jaga warga NTT di Jateng

Minggu, 30 Mei 2021 10:16 WIB
Image Print
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima cenderamata dari Raja Nusak Termanu Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Vicoas TB Amal. ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng
Semarang (ANTARA) -
Raja Nusak Termanu Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Vicoas TB Amalo, berterima kasih (matur nuwun) kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo karena telah menerima dan menjaga warganya dengan baik selama di perantauan.

"Terima kasih sudah menerima masyarakat kami yang ada di sini, dan kalau bisa masyarakat Jateng silakan datang ke NTT, banyak tempat wisata di sana, tempatnya alami dan makanannya juga segar-segar, dan eksotik serta budayanya bagus," katanya saat bertemu dengan Ganjar Pranowo di Rumah Dinas Gubernur Jateng, di Semarang, Sabtu (29/5) malam.

Vico, sapaan akrab Raja Rote, ini mengaku berdiskusi banyak hal dengan Ganjar Pranowo, mulai dari kebangsaan hingga isu-isu lain terkait Indonesia Timur.

"Bertemu diskusi kebangsaan, diskusi tentang masyarakat kami yang ada di Semarang, diskusi tentang pandangan beliau untuk kami yang khususnya masyarakat minoritas dari Indonesia Timur, dan Pak Ganjar bilang bahwa indonesia timur adalah bagian penting dari republik ini berdiri karena di Ende-lah tempat lahirnya Pancasila," ujarnya.

Menurut dia, Ganjar merupakan sosok negarawan dengan wawasan kebangsaan yang luas.

"Dan khususnya mengenal sekali orang Indonesia Timur, luar biasa dan beliau tadi cerita tentang pengalaman beliau waktu kunjungan ke Indonesia Timur, ke Kupang. Pernah juga ke asrama (warga) NTT di sini, asrama (warga) Papua di sini dan luar biasa,” katanya.

Dalam pertemuan selama dua jam itu, Ganjar menyinggung kisah Soekarno ketika diasingkan pada kurun waktu 1934-1939 diasingkan di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Soekarno merenungkan Pancasila, sebelum akhirnya gagasan Pancasila disampaikan pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945.

Sebelum berpamitan, Vico memberikan kenangan kepada Ganjar berupa kain tenun bermotif Badongko dan topi khas Rote, Tilangga.

Selain sebagai lambang persaudaraan, desain dari topi Tilangga sendiri juga memiliki makna khusus yang disampaikannya pada Ganjar.

"Pesan dari topi itu, bahwa apapun kita harus selalu ingat dengan yang di atas," ujarnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo terlihat gembira mendapatkan kenangan kain tenun dan topi Tilangga dan mengatakan jima pemberian ini menambah koleksi baju adat nusantara yang selalu dikenakan pada minggu keempat setiap bulannya.

"Dan sampaikan salam saya untuk seluruh warga Rote ya," katanya. (LHP)


Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024