Logo Header Antaranews Jateng

Akademisi tekankan perlunya memperkuat mitigasi longsor struktural-nonstruktural

Rabu, 1 Maret 2023 06:31 WIB
Image Print
Alat deteksi dini gerakan tanah atau longsor (elwasi) yang dikembangkan sebagai upaya mitigasi bencana di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. FOTO ANTARA/HO-BPBD Banjarnegara.
Jakarta (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah,  Dr Indra Permanajati menekankan perlunya memperkuat upaya mitigasi longsor secara struktural dan non-struktural.

"Mitigasi tanah longsor secara struktural bisa dengan hard protection seperti penguatan bangunan pada wilayah rawan longsor," katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Koordinator bidang bencana geologi Pusat Mitigasi Unsoed tersebut menambahkan penguatan bangunan dapat dilakukan dengan penguatan fondasi penahan, sistem terasering dan pengaturan drainase serta memanfaatkan sistem tanaman yang memperkuat lereng atau soft protection..

Sedangkan mitigasi tanah longsor secara non-struktural bisa dilakukan dengan meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemerintah daerah atau pemerintah desa untuk mengetahui potensi di daerahnya dan langkah mitigasinya.

Dia juga mengingatkan bahwa masyarakat perlu mengamati retakan-retakan yang ada di sekitar wilayahnya. Jika ditemukan retakan, perlu segera menutup retakan dengan tanah dan melaporkan ke aparat desa agar dapat segera ditindaklanjuti.

Ia menambahkan, masyarakat juga perlu terus melakukan pengamatan terhadap rumah-rumah yang retak, membersihkan saluran-saluran yang menyumbat, dan mengamati kondisi lingkungan. Peran aktif masyarakat merupakan salah satu kunci untuk mendukung suksesnya program mitigasi bencana.

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024