Logo Header Antaranews Jateng

Tim percepatan penurunan stunting di Wonosobo harus kerja keras

Jumat, 3 Mei 2024 15:37 WIB
Image Print
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyampaikan pengarahan pada percepatan penurunan stunting. ANTARA/HO - Pemerintah Kabupaten Wonosobo
Wonosobo (ANTARA) - Bupati Wonosobo Jawa Tengah Afif Nurhidayat mengatakan tim percepatan penurunan stunting harus bekerja lebih keras dalam mencapai target yang ada, antara lain dengan meningkatkan kerja sama, koordinasi, kolaborasi, koneksitas dan saling perkuat komitmen.

"Kolaborasi luar biasa sudah dilaksanakan tahun 2023, tepatnya pada intervensi gizi spesifik, melalui program Sobo Hebat Sedulur Selawase pada November 2023, yang memberikan hasil cukup signifikan," katanya di Wonosobo, Jumat.

Ia menyampaikan, berdasarkan penimbangan bulan Februari 2024, menunjukkan angka stunting turun menjadi 15,26 persen, dimana tahun 2024 merupakan periode terakhir pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting, dengan target secara nasional 14 persen.

Di sisi lain berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dilaksanakan pada April-Oktober 2023, menunjukkan data angka stunting Kabupaten Wonosobo naik menjadi 29 persen.

"Menyikapi hasil survei SKI, maka di tahun 2024 kiranya kita perlu kembali berbenah, mengevaluasi intervensi yang telah kita lakukan, agar ditemukan kelemahan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, kolaborasi menjadi kunci utama, mengingat banyaknya elemen yang harus diintervensi, yakni mulai dari remaja, ibu hamil, ibu menyusui, hingga bayi dan balita," ungkapnya.

Menurut Afif, intervensi yang perlu dikejar dan diupayakan bersama, adalah pencegahan agar tidak ada lagi balita stunting baru yang muncul, yaitu dengan kuatkan kemitraan yang sinergis di antara seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan Wonosobo bebas stunting.

"Sehingga jalannya program dan kerja sama dapat berkontribusi untuk mencapai target 14 persen pada tahun 2024, bahkan untuk mewujudkan Wonosobo menuju zero new stunting," katanya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Wonosobo Dyah Retno Sulistiyowati menjelaskan Rembuk Stunting kali ini menjadi sarana evaluasi kegiatan stunting yang sudah dilakukan pada tahun 2023, dan merencanakan apa yang akan dilakukan di tahun 2024 dan 2025.

"Yang sudah dilakukan di 2023, kurangnya seperti apa, guna menentukan treatment yang tepat pada tahun berikutnya. Kemudian menggalang komitmen dan kerja sama dengan semua pihak yang terlibat. Stunting bukan permasalahan sepele, jadi perlu edukasi yang masif kepada masyarakat," katanya.

Menurut dia Wonosobo cukup krusial, sehingga upaya preventif pencegahan harus terus digencarkan semaksimal mungkin. Jangan hanya terpaku pada angka, namun perlunya secara kolaboratif melakukan upaya dan usaha riil dalam melakukan pencegahan.

 

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024