Logo Header Antaranews Jateng

Kemenkeu melalui BPDPKS berdayakan UKM berbasis sawit

Selasa, 21 Mei 2024 08:09 WIB
Image Print
Kepala Divisi Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi (UKMK) BPDPKS Helmi Muhansyah pada acara acara Temu UKMK dan Promosi Sawit Baik yang diselenggarakan oleh Majalah Sawit Indonesia di Solo, Jawa Tengah, Senin (20/5/2024). ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Kementerian Keuangan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM) berbasis sawit.

"Sawit perkembangannya bagus sekali, ini kampanye yang sangat positif untuk komoditas sawit," kata Kepala Divisi Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi (UKMK) BPDPKS Helmi Muhansyah pada acara acara Temu UKMK dan Promosi Sawit Baik yang diselenggarakan oleh Majalah Sawit Indonesia di Solo, Jawa Tengah, Senin.

Ia mengatakan pemberdayaan UKM berbasis sawit mengambil peranan penting bagi perputaran ekonomi di masyarakat.

Menurut dia, saat ini jenis produk yang bisa dihasilkan dari sawit cukup beragam, di antaranya sampo, sabun, makanan, dan helm.

"Itu semua bisa dikerjakan oleh UKM. Kami sosialisasikan peluang seperti apa, bukan hanya daerah penghasil sawit tapi juga di luar itu, seperti Solo," katanya.

Bahkan, diharapkan daerah yang bukan penghasil sawit bisa mengintegrasikan bahan baku tersebut di daerah masing-masing.

"Misalnya bahan dari Sumatera kemudian diolah di sini. Makin banyak ragam makin baik untuk petani karena serapan meningkat," katanya.

Ia mengatakan beberapa sosialisasi yang sudah dilakukan, di antaranya kepada pelaku industri batik di Cirebon dan asosiasi petani di Riau.

"Kalau untuk industri batik, kan sawit bisa untuk malam yang digunakan untuk membatik. Sedangkan di Riau, kami latih mereka untuk menggunakan sawit sebagai bahan baku kosmetik. Nah, 2-3 minggu ke depan, di Solo kami ingin sosialisasikan ke pelaku batik seperti di Cirebon," katanya.

Terkait kegiatan tersebut, Ketua Panitia Pelaksana Qayuum Amri mengatakan Solo dipilih sebagai tempat penyelenggaraan Temu UKM Sawit karena perkembangan jumlah pelaku UKM bertambah pesat.

Ia mencatat pada tahun 2023, jumlah UKM ada sebanyak 13.203 pelaku usaha. Angka ini naik 18,33 persen dibandingkan tahun 2022 yang berjumlah 11.157 pelaku usaha.

"Faktor lainnya adalah pesatnya kegiatan berskala nasional dan internasional yang menempatkan Solo sebagai destinasi kota MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) yang membuka lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya.

Ia berharap melalui kegiatan tersebut masyarakat dan wisatawan mengetahui manfaat serta kebaikan sawit bagi Indonesia.

"Bagi masyarakat yang ingin mengetahui batik, makanan, dan kerajinan yang memiliki kandungan sawit dapat belajar langsung dari pelaku UKM di Solo dan sekitarnya," katanya.

Baca juga: Tim PKM FE USM pompa semangat kewirausahaan UKM Krobokan

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024