Logo Header Antaranews Jateng

PLP Peternakan UNS berbagi cara penyembelihan hewan kurban

Sabtu, 15 Juni 2024 19:43 WIB
Image Print
Petugas kesehatan memeriksa kesehatan hewan menjelang Idul Adha di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Sutrisno berbagi cara penyembelihan hewan kurban.

"Beberapa hal dapat dicermati dalam memenuhi setiap rukunnya, mulai dari juru sembelih, pastikan mereka adalah seorang juleha (juru sembelih halal) Muslim yang taat dalam beribadah," katanya di Solo, Jawa Tengah, Sabtu.

Selain itu, katanya, komunikasi dan keselamatan kerja menjadi aspek penting.

"Selama penyembelihan hewan kurban, koordinasi dan komunikasi efektif akan mempermudah memahami prosedur serta kebutuhan kerja penyembelihan. Pahami pula istilah-istilah teknis yang lumrah digunakan dalam sektor rumah potong hewan (RPH)," katanya.

Dari sisi peralatan yang digunakan dalam penyembelihan kurban, kata dia, harus memenuhi aspek kesehatan masyarakat veteriner, kesejahteraan hewan, dan syariat Islam.

"Gunakan alat yang tepat sesuai dengan syariat islam, peruntukannya, serta jenis hewan yang akan disembelih. Khusus alat pisau, cermati kondisi alat ini melalui uji ketajaman. Jangan lupa untuk menjaga kebersihan dan memperhatikan tempat penyimpanan sebelum penyembelihan," katanya.

Ia mengatakan pada proses penyembelihan harus benar-benar bisa memutus ketiga saluran, yaitu saluran napas, saluran makan, dan saluran darah.

Hewan kurban yang telah disembelih kemudian diperiksa kelayakan proses penyembelihan.

"Pemeriksaan penampang sayatan penyembelihan dilakukan untuk memastikan saluran napas, saluran makanan, dan pembuluh darah telah terpotong sempurna. Adapun pemeriksaan proses pengeluaran darah dilakukan untuk memastikan kelancaran proses pengeluaran darah, khususnya pada hewan mamalia dan ruminansia," katanya.

Selanjutnya, memastikan status kematian hewan kurban karena penyembelihan. Pengamatan organ, meliputi pernapasan yakni pernapasan di dada dan perut serta embusan udara dari ujung trakea yang terpotong.

"Tidak diperbolehkan belum mati sempurna kemudian dikuliti. Apalagi belum mati sempurna kemudian dilakukan tusuk jantung. Matinya jadi tidak diketahui apakah karena disembelih, kehabisan darah dari tusuk jantung, atau tersiksa ketika dikuliti," katanya.

Baca juga: UNS turut serta pada ATBD di Thailand

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024