BSI raih dua BI Award 2024
Selasa, 3 Desember 2024 15:27 WIB
BSI dinilai berhasil menjaga kinerja yang cemerlang di tengah tantangan ketidakpastian kondisi makroekonomi dan global, dan dinilai mampu memberikan inovasi layanan untuk menyokong pertumbuhan ekonomi nasional.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa penghargaan dari BI merupakan apresiasi berharga bagi insan BSI untuk senantiasa terpacu memberikan kontribusi terbaiknya.
Pihaknya berkomitmen kehadiran BSI akan senantiasa mendukung tugas-tugas bank sentral untuk menjaga stabilitas keuangan di dalam negeri.
"Apresiasi ini juga menjadi motivasi kami untuk senantiasa memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah dan masyarakat sesuai prinsip syariah melalui produk, layanan, dan inovasi digital," ujar Hery.
Ia menekankan keunikan dan ketangguhan sektor keuangan syariah, terutama perbankan syariah, yang memiliki produk-produk dengan kekhasan tertentu yang relatif tahan terhadap goncangan ekonomi.
"Keselarasan ini menciptakan ruang untuk inovasi di sektor perbankan syariah, dan pada akhirnya mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia," ujar Hery.
BSI mencatatkan pertumbuhan aset dalam tiga tahun terakhir mencapai 48 persen sejak 2020 sampai Desember 2023.
Pada kuartal III 2024, BSI menorehkan aset sebesar Rp371 triliun, dan menjadikan perseroan berada di posisi ke-6 di Indonesia dari sisi asset dan menjadi leader di medium size bank.
Per September 2024, kinerja aset juga didukung oleh kepercayaan nasabah terhadap BSI dalam bentuk pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) dengan pertumbuhan 14,92 persen.
Volume DPK juga terus meningkat mencapai Rp301,22 triliun, selain itu, kinerja tabungan naik 13,40 persen ke level Rp130,18 triliun, yang mana tabungan bisnis juga terus bertumbuh dan mencatatkan kenaikan 34,83 persen.
Pada kuartal III 2024, total pembiayaan BSI mencapai Rp267,06 triliun, tumbuh 15,28 persen, atau tumbuh di atas rata-rata industri yakni 11,30 persen per Agustus 2024.
BSI mencatat pertumbuhan dua digit di semua segmen pembiayaan, seperti segmen wholesale yang bertumbuh 12,17 persen, segmen retail (17,30 persen) dan segmen consumer (16,27 persen).
Pertumbuhan pembiayaan yang positif diiringi dengan kualitas yang sehat dengan NPF Gross sebesar 1,97 persen.
Dalam kesempatan sama, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan optimisme bahwa perekonomian Indonesia ke depan akan semakin baik, namun dengan tetap mewaspadai sejumlah tantangan tantangan global yang meningkat.
BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 tetap kuat pada kisaran 4,8 sampai 5,6 persen, dan akan terus meningkat menjadi 4,9 sampai 5,7 persen pada 2026, yang didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang cukup baik.
"Kebijakan moneter Bank Indonesia pada tahun 2025 akan tetap diarahkan pada tercapainya sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah dengan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Perry.
Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) merupakan sistem transfer dana elektronik antarbank dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan per transaksi secara individual.
Adapun, Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) merupakan sarana transaksi dengan BI, termasuk penatausahaannya dan penatausahaan surat berharga secara elektronik dan terhubung langsung antara peserta, penyelenggara, dan sistem BI-RTGS.
Baca juga: CGPI Award anugerahi BSI "Indonesia Most Trusted Companies"
Baca juga: Bidik generasi muda, BSI gelar literasi digital di sejumlah pusat perbelanjaan Jabodetabek
Baca juga: BYOND by BSI raih respons positif, berkat fitur dan program khusus
Pewarta : Muhammad Heriyanto
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024