![Logo Header Antaranews Jateng](https://jateng.antaranews.co/img/logo-antarajateng.jpg)
Menteri Kebudayaan sebut Tingalan Jumenengan bagian kekayaan budaya
![Image Print](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/07/1000073191.jpg)
Solo (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut Tingalan Jumenengan atau kenaikan tahta ke-3 KGPAA Mangkunegara X bagian dari kekayaan budaya nusantara.
"Ini kan sebuah peristiwa kebudayaan, dan tentu kami ucapkan selamat pada Kanjeng Gusti. Kami sangat mendukung kegiatan yang merupakan warisan budaya yang selama ini jadi kekayaan budaya kita," katanya di Solo, Jawa Tengah, Jumat.
Ia mengatakan melalui kegiatan tersebut masyarakat diajak menyaksikan pertunjukan Tarian Bedhaya Anglir Mendhung yang sakral.
"Kita bisa menyaksikan termasuk tadi tarian yang sangat jarang, sangat langka. Harapannya budaya seperti ini tetap lestari dan transformasi budaya bisa ke generasi penerus," katanya.
Terkait dengan perkembangan keraton-keraton di Indonesia, ia berharap, ke depan dapat direvitalisasi.
"Harapannya semua keraton bisa direvitalisasi dengan sistem public private partnership," katanya.
Ia mengatakan ke depan dapat diundang berbagai kalangan, baik pengusaha maupun komunitas, yang peduli pada keraton untuk bersama-sama melestarikan kekayaan budaya tersebut.
"Bergotong royong dalam membuat ekosistem budaya yang bagus termasuk keraton-keraton di nusantara," katanya.
Sebelumnya, KGPAA Mangkunegara X mengaku terbuka bekerja sama dengan pemerintah pusat. Hal tersebut terlihat usai Tingalan Jumenengan, ia terlihat berdiskusi dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
"Tadi diskusi aja dengan Pak Menteri, harapannya Mangkunegaran bisa berkolaborasi dengan Kementerian Kebudayaan," katanya.
Apalagi, katanya, Pura Mangkunegaran dan Kementerian Kebudayaan memiliki visi sama, yaitu melestarikan budaya bangsa.
"Bagaimana menggali dan melestarikan aset bangsa dan kebudayaan agar bisa bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Baca juga: Bedhaya Anglir Mendhung buka Tingalan Jumenengan Mangkunegaran
Pewarta : Aris Wasita
Editor:
Heru Suyitno
COPYRIGHT © ANTARA 2025