
Wagub Jateng sebut prempuan berperan bantu cegah perkawinan anak

Semarang (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin Maimoen menekankan perempuan, termasuk kaum ibu, harus ikut membantu menekan terjadinya kasus perkawinan anak yang masih marak terjadi.
"Masih ada 7.903 kasus perkawinan anak. Sebanyak 1.821 diantaranya anak laki-laki, sisanya perempuan. Kalau menikahnya di usia anak, bagaimana perempuan ini nantinya bisa menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya?," katanya di Semarang, Senin.
Hal tersebut disampaikan saat Pengukuhan dan Pelantikan TP PKK, Bunda Literasi, Tim Pembina Posyandu Jateng serta Pembukaan Orientasi dan Pelatihan Paralegal Tahun 2025, yang digelar di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang.
Menurut dia, perempuan memiliki peran strategis dalam pembangunan di daerah, terutama sebagai garda terdepan dalam perlindungan sesama kaum perempuan, anak, dan penyandang difabel.
Ia mengatakan peran strategis dalam pembangunan daerah tersebut bisa diimplementasikan melalui Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), posyandu, dan Bunda Literasi.
Perkawinan usia anak, kata dia, membawa banyak konsekuensi negatif, antara lain hilangnya kesempatan mengenyam pendidikan, khususnya bagi anak perempuan.
Ekonomi yang belum siap, lanjut dia, juga rentan memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, dan melahirkan terlalu muda berisiko terjadi keguguran, kematian bagi ibu maupun anak, dan stunting.
"Kita juga harus jadi garda terdepan dalam memberi perlindungan terhadap kaum perempuan, anak, dan disabilitas yang ada di Jateng," kata Gus Yasin, sapaan akrabnya.
Pada kesempatan itu ia juga meminta memaknai semangat Hari Kartini dengan mengajak seluruh kader perempuan di Jateng untuk mewarisi semangat juang tokoh emansipasi wanita asal Jepara tersebut.
"Kartini bukan hanya milik Indonesia, tapi menjadi sosok yang mendunia. Maka kita sangat berharap, perempuan-perempuan Jateng dapat mewarisi semangat Kartini yang hebat dan visioner," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2025