Logo Header Antaranews Jateng

Ribuan pelari meriahkan Purwokerto Half Marathon 2025

Minggu, 11 Mei 2025 13:16 WIB
Image Print
Peserta Purwokerto Half Marathon 2025 kategori 10 kilometer meninggalkan garis start di Menara Pandang Teratai, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (11/5/2025). ANTARA/Sumarwoto

Purwokerto (ANTARA) - Sebanyak 4.500 pelari dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Purwokerto Half Marathon 2025 yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Pemerintah Kabupaten Banyumas di Purwokerto, Banyumas, Minggu.

"Mereka terbagi dalam empat kategori, yakni 21 kilometer yang diikuti 1.100 peserta, 10 kilometer diikuti 1.400 peserta, 5 kilometer diikuti 1.700 peserta, dan 300 peserta untuk kategori 3 kilometer," kata Race Director Purwokerto Half Marathon 2025 Ronny Yuliananto Kurniawan di lokasi start dan finis Purwokerto Half Marathon 2025, Menara Pandang Teratai, Purwokerto, Minggu.

Menurut dia, hadiah yang diperebutkan dalam lomba lari tersebut berupa uang pembinaan dengan jumlah total sebesar Rp116 juta untuk kategori 21 km, 10 km, dan 5 km, sedangkan untuk kategori 3 km tidak dilombakan karena hanya sebagai ajang fun run atau lari gembira.

Ia mengakui animo peserta Purwokerto Half Marathon 2025 cukup tinggi yang terlihat dari peningkatan jumlah peserta karena dalam perlombaan tahun sebelumnya diikuti 3.300 peserta untuk tiga kategori (pada Purwokerto Half Marathon 2024 belum ada kategori 3 km, red.).

Bahkan untuk kategori 21 km, kata dia, jumlah peserta meningkat 400 orang dari tahun sebelumnya yang diikuti 700 pelari menjadi 1.100 pelari.

"Artinya, teman-teman dari luar Banyumas ataupun Jawa Tengah ingin mencoba event yang memang sangat menantang terutama untuk kategori 21 kilometer," katanya menjelaskan.

Terkait dengan pelaksanaan Purwokerto Half Marathon 2025, dia mengatakan masih menerima masukkan dari berbagai pihak meskipun secara umum dari peserta memberikan sambutan positif.

Kendati demikian, dia mengakui dalam teknis pemberangkatan kategori 21 km sempat terjadi keterlambatan waktu sekitar tujuh menit.

"Kami mohon maaf untuk teman-teman yang berlari di kategori 21 kilometer, tapi untuk kategori 10 kilometer, 5 kilometer, dan 3 kilometer semuanya on time sesuai dengan waktu yang sudah kita tentukan," kata Ronny.

Salah seorang pelari asal Yogyakarta, Nurshodiq mengaku baru pertama kali mengikuti Purwokerto Half Marathon, meskipun sering mengikuti kegiatan sejenis di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Menurut dia, pelaksanaan Purwokerto Half Marathon sangat berkesan karena situasinya yang kondusif, jalan yang steril, dan antusiasme masyarakat sekitar yang menyemangati pelari.

"Rutenya juga cukup menantang dibanding daerah lain karena tadi ada yang naik ke arah Gunung Slamet, lalu di kilometer 15 baru turun," kata dia yang mencapai garis finis tercepat untuk kategori 21 km dengan catatan waktu 1 jam 13 menit.

Sementara pelari asal Purwokerto, Tio mengaku telah mengikuti Purwokerto Half Marathon sejak ajang tersebut pertama kali digelar pada 2024.

Menurut dia, rute kategori 10 kilometer cukup menantang karena ada jalur yang naik maupun turun.

Ia mengharapkan Purwokerto Half Marathon ke depan makin meriah dan lebih mantap lagi.

"Tahun 2024 kemarin, saya ikut yang 10 kilometer tapi dapat peringkat ketiga. Alhamdulillah sekarang bisa naik nomor satu dengan waktu tempuh 33 menit 10 detik," katanya.

Saat konferensi pers di Purwokerto, Sabtu (10/5) malam, Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengharapkan ajang Purwokerto Half Marathon yang telah digelar untuk kedua kalinya itu dapat menjadi agenda tahunan di Kabupaten Banyumas.

Bahkan, dia mengharapkan setiap bulan ada agenda kegiatan besar yang digelar, sehingga dapat meningkatkan kunjungan masyarakat dari luar daerah ke Banyumas.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno mengatakan Purwokerto Half Marathon yang telah diselenggarakan oleh Pemprov Jateng sejak 2024 sebagai bagian dari agenda kegiatan sport tourism (jenis pariwisata yang menggabungkan olahraga dengan kegiatan wisata, red.) Jawa Tengah.

"Kami berpesan untuk event lari ini yang perlu menjadi catatan adalah yang pertama masalah rute yang steril. Steril tetapi tidak mengganggu aktivitas masyarakat, inilah yang mungkin menjadi PR yang agak berat karena jalan ditutup tetapi masyarakat tidak terganggu," katanya.

Sementara yang kedua, kata dia, salah satu hal yang sering memberikan kesan bagi para pelari adalah respons positif dari masyarakat.

Dengan demikian ketika masyarakatnya ramah, lanjut dia, para pelari akan selalu ingin untuk mengikuti ajang tersebut pada tahun-tahun berikutnya.



Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025