Logo Header Antaranews Jateng

Pemkab Kudus usulkan penambahan empat kolam retensi atasi banjir

Rabu, 14 Mei 2025 19:02 WIB
Image Print
Bupati Kudus Sam'ani Intakoris. ANTARA/HO-Pemkab Kudus.

Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali mengusulkan pembangunan kolam retensi di empat lokasi rawan banjir sebagai salah satu upaya mengatasi potensi bencana banjir setiap musim hujan, setelah sebelumnya dibantu pembangunan kolam retensi.

"Kami sudah mengusulkan empat lokasi rawan banjir di kabupaten untuk dibangun kolam retensi oleh Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia," kata Bupati Kudus Sam'ani Intakoris ditemui usai rapat paripurna DPRD Kudus dengan agenda laporan Komisi-Komisi DPRD Kudus terkait LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban) Bupati tahun anggaran 2024 di Kudus, Rabu.

Keempat lokasi tersebut, kata dia, di Mejobo, Bulungcangkring, Kaliwungu, dan Blimbing.

Pada tahun sebelumnya, kata dia, sejumlah daerah di Kabupaten Kudus merupakan rawa-rawa. Di antaranya di Desa Pasuruan, Gulang, Mejobo, Karangrowo, Kirig, Bulungcangkring, Banget, dan Blimbing.

Karena keberadaan kolam retensi di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, berhasil mencegah banjir saat musim hujan, maka Pemkab Kudus kembali mengusulkan untuk daerah lain yang juga kawasan banjir saat curah hujan tinggi.

Untuk usulan, Pemkab Kudus cukup menyampaikannya melalui aplikasi Si Pura yang nantinya dikoordinasikan Kementerian PU, Bappenas, dan Kementerian Keuangan.

Kolam retensi di Desa Jati Wetan memiliki luas total 5 hektare. Sedangkan kapasitas tampungan air hingga 200.000 meter kubik.

Dibangunnya kolam retensi dengan daya tampung hingga 200.000 meter kubik air tersebut, dipastikan mampu menurunkan dampak banjir tahunan di Kecamatan Kota dan Jati hingga 80-an persen.

Sementara untuk membantu pembuangan air yang ditampung di kolam retensi, disediakan lima unit pompa dengan kapasitas masing-masing 5.000 liter per detik.

Air yang tertampung di kolam retensi tersebut, selanjutnya dibuang ke Sungai Wulan tanpa harus menunggu debit air Sungai Wulan turun, sehingga pembuangan air bisa dilakukan setiap saat.

Musim hujan yang terjadi pada akhir tahun 2024 hingga awal 2025, benar-benar dirasakan warga Desa Jati Wetan tidak terdampak banjir. Kalaupun sempat terjadi banjir karena adanya perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan sehingga menyumbat saluran air menuju kolam, namun itu bisa teratasi dalam waktu cepat.



Baca juga: Pemkab Kudus segera tinjau kembali Perda Penataan PKL



Pewarta :
Editor: Heru Suyitno
COPYRIGHT © ANTARA 2025