
Bupati Kudus jalan kaki telusuri pegunungan untuk rancang jalan baru

Kudus (ANTARA) - Bupati Kudus Sam'ani Intakoris bersama Komandan Kodim (Dandim) 0722/Kudus Letkol Inf Hermawan Setya Budi berjalan kaki menyusuri jalan pegunungan sepanjang 11 kilometer untuk merancang pembuatan akses jalan baru menghubungkan tiga desa.
Penelusuran akses jalan baru yang membutuhkan waktu dua jam lebih itu, diawali dari Desa Ternadi (Kecamatan Dawe) hingga Desa Rahtawu (Kecamatan Gebog) diikuti puluhan jajaran ASN dari Pemkab Kudus bersama jajaran Kodim 0722/Kudus, Polres Kudus, beserta para relawan untuk mengetahui kondisi jalan apakah memungkinkan dibuatkan akses jalan baru.
"Jalan yang kita telusuri memang ada yang sudah beraspal, kondisi rusak, serta jalan setapak. Biar nanti dihitung oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) total panjang jalan dan kebutuhan anggarannya," kata Bupati Kudus Sam'ani Intakoris didampingi Dandim 0722/Kudus Letkol Inf Hermawan Setya Budi usai menelusuri jalan dari Desa Ternadi melintasi Desa Soco, dan Desa Rahtawu di Kudus, Jumat.
Dia mengatakan, pembukaan akses jalan tersebut akan diupayakan selama tiga tahun. Sedangkan untuk pembukaan aksesnya akan menggandeng Kodim melalui bakti TNI.
Program bakti TNI tahun ini, kata dia, bakal disediakan anggaran Rp500 juta, sedangkan alat berat bisa menggunakan milik Dinas PUPR.
Ia memperkirakan untuk membuka akses jalan baru tersebut dari Desa Ternadi hingga Rahtawu yang berjarak sekitar 11 kilometer, membutuhkan anggaran Rp12 miliar.
"Anggaran sebesar itu, bisa diusulkan secara bertahap. Baik melalui APBD murni maupun perubahan," ujarnya.
Tersedianya akses jalan baru tersebut, bisa menjadi alternatif ketika jalan utama Menawan Rahtawu terjadi longsor, sekaligus untuk evakuasi maupun untuk peningkatan ekonomi, sosial, dan budaya.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kudus Harry Wibowo mengungkapkan untuk tahap pertama memang dibuka akses jalan dengan kerja sama TNI, sehingga bisa dilalui kendaraan bermotor.
Untuk ukuran jalannya, kata dia, diupayakan antara 3-4 meter karena hampir 60 persen lahan milik Perhutani, agar bisa dilalui kendaraan roda dua dari lawan arah karena sangat dibutuhkan petani untuk mengangkut hasil panen, baik tanaman kopi maupun hasil perkebunan lainnya.
"Sebagian akses jalan ada yang dilalui mata air, sehingga harus dibeton meskipun sebagian bisa diaspal," ujarnya.
Baca juga: OPD mulai kebut perencanaan untuk tingkatkan penyerapan APBD Kudus
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025