
Pokdarwis Dieng Pandawa siapkan pergelaran DCF XV Tahun 2025

Banjarnegara (ANTARA) - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mulai menyiapkan pergelaran Dieng Culture Festival (DCF) XV Tahun 2025.
"Sore ini kami akan merapatkan konsep DCF XV karena beberapa hari lalu, kami diundang oleh Bupati Banjarnegara untuk segera mempersiapkan karena beliau berharap Dieng Culture Festival tetap terselenggara dengan maksimal," kata Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa Alif Faozi di Banjarnegara, Jumat.
Ia mengakui hingga saat ini, konsep DCF XV belum dirumuskan secara detail karena sebelumnya, pihaknya berencana untuk mengadakan agenda wisata budaya tersebut secara sederhana dengan lebih mengangkat budaya sebagai prioritas.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya berencana memisahkan acara utama dalam rangkaian DCF berupa ruwatan anak berambul gimbal dan pergelaran budaya dengan acara-acara pendukungnya seperti Jazz Atas Awan.
"Memang kita sangat bersyukur karena Jazz Atas Awan sudah begitu diminati. Namun karena event ini adalah event salah satu pendukung dan sudah mulai besar, sehingga sudah saatnya kita pisah," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, tidak menutup kemungkinan pergelaran Jazz Atas Awan tidak masuk dalam rangkaian kegiatan DCF XV Tahun 2025 meskipun tetap ada beberapa acara pendukung yang lebih menonjolkan atraksi budaya seperti cita-cita penyelenggaraan agenda wisata tahunan itu.
Selain untuk mengembalikan budaya tradisional sebagai roh penyelenggaraan DCF, lanjut dia, pemisahan tersebut juga didasari oleh kritikan sejumlah pihak yang menyoroti pergelaran Dieng Culture Festival dalam beberapa tahun terakhir lebih banyak dihiasi pertunjukan modern.
"Bahkan, calon wisatawan sering kali menanyakan 'DCF tahun ini artisnya siapa' (artis yang tampil dalam pergelaran Jaz Atas Awan, red.), bukan menanyakan berapa anak berambut gimbal yang akan mengikuti ruwatan atau pencukuran rambut gimbal," katanya.
Menurut dia, rencana pemisahan pergelaran Jazz Atas Awan dari rangkaian kegiatan DCF sebenarnya sudah disuarakan sejak beberapa tahun lalu, namun belum bisa terealisasi.
"Mungkin tahun ini baru bisa terealisasi," katanya menegaskan.
Lebih lanjut, dia mengakui pergelaran DCF XV tidak masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 setelah sempat menjadi salah satu agenda wisata dalam 10 Top KEN 2024.
Menurut dia, hal itu sengaja dilakukan oleh Pokdarwis Dieng Pandawa sebagai bagian dari upaya mengembalikan roh penyelenggaraan DCF yang lebih mengangkat tradisi budaya masyarakat Dataran Tinggi Dieng.
"Ketika diundang untuk memaparkan konsep Dieng Cuture Festival 2025 di hadapan para kurator (pada tahun 2024), secara pribadi kami izin untuk tahun depan (tahun 2025, red.) kami ingin santai, tidak terbebani banyak, karena kami awalnya tahu diri bahwa event ini mungkin akan ada penilaian plus-minusnya, karena salah satunya kami harus berani memisahkan Jazz Atas Awan dan Dieng Culture Festival," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya akan menilai seberapa besar minat wisatawan terhadap DCF XV yang diselenggarakan tanpa adanya pergelaran Jazz Atas Awan.
Ia mengatakan jika ternyata minat wisatawan tetap besar, tidak menutup kemungkinan DCF akan kembali masuk dalam KEN pada tahun 2026.
"Takutnya nanti orang terlalu berekspektasi terlalu tinggi terhadap Dieng Culture Festival, mereka mau ke Dieng, nanti bisa menikmati Jazz Atas Awan dengan artis dan lain-lain. Jangan sampai Jazz Atas Awan mengalahkan induknya (Dieng Culture Festival, red.), ini harus dicegah," katanya.
Kendati demikian, Alif mengatakan hingga saat ini, pihaknya belum menentukan waktu pelaksanaan kegiatan DCF XV 2025 karena masih fokus dalam perumusan konsep kegiatannya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025