Logo Header Antaranews Jateng

Pemkab Kudus perkenalkan program sekolah sambil mengaji di SD negeri

Kamis, 19 Juni 2025 16:05 WIB
Image Print
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuna Widada menyematkan pin bertuliskan sekolah plus ngaji di ruang pertemuan Pusat Belajar Guru (PBG) Mlati Norowito, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Kamis (19/6/2025). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif

Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memperkenalkan program sekolah plus ngaji atau mengaji yang diberlakukan untuk sekolah dasar (SD) negeri di Kabupaten Kudus sebagai upaya membentuk karakter anak menjadi pribadi yang berilmu dan bertakwa.

Peluncuran dan sosialisasi program sekolah dan ngaji berlangsung di ruang pertemuan Pusat Belajar Guru (PBG) Mlati Norowito, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, dengan dihadiri Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuna Widada beserta jajaran dan perwakilan SD, pada Kamis.

"Program sekolah plus mengaji ini untuk sementara diberlakukan di SD negeri yang jumlahnya di Kabupaten Kudus sekitar 390-an sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuna Widada.

Ia mengungkapkan program tersebut juga sesuai visi dan misi Bupati Kudus Sam'ani Intakoris dan Wakil Bupati Kudus Bellinda Birton yang ketiga, yakni pendidikan berkarakter dan berkearifan budaya.

Nantinya, kata dia, setiap SD negeri akan ada tambahan mengaji, hafalan surat-surat pendek, serta pembiasaan shalat berjamaah.

Masing-masing sekolah, imbuh dia, bisa memanfaatkan tenaga pendidik yang ada, terutama guru Agama Islam dibantu guru lainnya.

Setelah hari ini (19/6) diperkenalkan, dia berharap, pada awal tahun ajaran baru sekolah 2026/2027 bisa mulai diberlakukan.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus Anggun Nugroho menambahkan dari program sekolah dan mengaji ini harapannya karakter anak akan semakin terbentuk dan anak juga mendapat tambahan ilmu agama.

Untuk non-Muslim, kata dia, tentunya setelah program tersebut jalan, baru dipikirkan untuk program bagi siswa non-Muslim.

"Siswa nantinya juga mendapatkan buku prestasi, karena targetnya selama enam tahun menempuh pendidikan bisa hafal juz 30," ujarnya.

Selain bisa menghafal, dia berharap, siswa juga bisa menulis dan membaca huruf Arab, serta pembiasaan ibadah sehari-hari.

"Mudah-mudahan program ini bisa menarik minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke SD negeri, karena selain mendapatkan pengetahuan umum juga jago mengaji," ujarnya.

Baca juga: Ganjar kucurkan Rp247,6 miliar untuk insentif guru mengaji dan madin sepanjang 2022



Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025