Logo Header Antaranews Jateng

Sarif Abdillah minta pemda waspadai ancaman kemarau basah

Kamis, 19 Juni 2025 20:32 WIB
Image Print
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah (ANTARA/HO-DPRD Jateng)

Semarang (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah meminta pemerintah daerah mewaspadai berbagai ancaman terhadap terjadinya fenomena kemarau basah di 2025 ini.

"Fenomena ini perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan dampak negatif seperti banjir, longsor, gangguan pertanian, dan peningkatan risiko penyakit," kata Sarif di Semarang, Kamis.

Menurut dia, pemerintah maupun masyarakat diimbau tidak terlena dengan istilah musim kemarau, karena cuaca masih sangat dinamis dan berpotensi menimbulkan risiko bencana hidrometeorologi, walaupun mungkin tidak se-ekstrim kemarau pada umumnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kemarau basah yang melanda sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di Jawa Tengah, masih berlangsung hingga Agustus 2025.

Ia menyebut fenomena kemarau basah merupakan tantangan nyata yang harus dihadapi dengan perencanaan matang dan kerja sama lintas sektor.

Para petani, kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, juga harus menyikapi fenomena ini dengan adaptif.

Ia menilai kondisi ini dapat saja mengganggu pola tanam dan berpotensi menyebabkan banjir, serta serangan hama.

Menurut dia, kondisi tersebut tidak hanya akan menurunkan hasil panen, tetapi juga bisa memaksa petani untuk mengeluarkan biaya tambahan untuk pestisida dan pemupukan ulang.

"Akibatnya, biaya produksi meningkat, sementara hasil panen belum tentu sesuai harapan," tambahnya.

Ketahanan pangan nasional, kata dia, juga bisa terdampak jika pola tanam tidak disesuaikan dengan kondisi iklim yang berubah.

Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah (ANTARA/HO-DPRD Jateng)



Oleh karena itu, lanjut dia, peran aktif pemerintah daerah, petani, serta dukungan dari lembaga, seperti BMKG, menjadi kunci untuk menjaga produktivitas pertanian di tengah ketidakpastian cuaca.

Ia menambahkan, hal yang sangat penting dalam upaya mengantisipasi kemarau basah yakni melalui edukasi, seperti menjaga kebersihan lingkungan, menjaga keseimbangan alam.

"Utamanya dengan selalu menjaga kesehatan dalam kondisi cuaca apapun kepada seluruh warga masyarakat," katanya.



Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025