Pilgub Jateng yang Masih "Adem Ayem"
Sabtu, 6 Oktober 2012 16:11 WIB
Kurang dari tujuh bulan pelaksanaan pemilihan kepala daerah tersebut, belum ada tokoh yang mendeklarasikan diri siap untuk bertarung, lengkap dengan kendaraan politik yang siap mengusung.
Kondisi tersebut sangat bertolak belakang dengan Pilgub 2008 lalu.
Hingga saat ini, baru Gubernur Bibit Waluyo dan Wakil Gubernur Rustriningsih yang masing-masing sudah menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai gubernur dalam Pilkada 2013.
"Tidak usah lama-lama, aku maju," kata Bibit singkat.
Ia mengaku tidak butuh waktu lama untuk menjawab pertanyaan tentang kemungkinannya maju dalam pilkada mendatang.
Kesiapan serupa juga diungkapkan Wakil Gubernur Rustriningsih.
"Mohon doa restunya, saya siap maju dalam Pilgub 2013," ucapnya.
Namun, keduanya belum memiliki kendaraan politik yang akan digunakan dalam pilgub nantinya.
Adapun dari sisi partai politik, baru PDI Perjuangan yang sudah membuka pendaftaran penjaringan bakal calon gubernur dan wakil gubernur untuk diusung pada 2013 nanti.
Pada penjaringan tersebut, terdapat 20 pendaftar yang salah satunya yakni Wakil Gubernur Rustiningsih.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah Agustina Wilujeng menyatakan rekomendasi pasangan kandidat gubernur dan wakil gubernur tersebut diperkirakan baru akan turun pada akhir 2012.
Belum adanya deklarasi atau pernyataan untuk mengusung kandidat juga terjadi pada sejumlah partai di provinsi ini.
Partai Kebangkitan Bangsa menyatakan masih menunggu dan melihat perkembangan yang terjadi.
Ketua DPW PKB Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori mengakui kondisi PKB saat ini berbeda saat pilgub 2008 lalu.
"Pada Pilgub 2008, PKB memiliki tiket untuk mengusung sendiri calon. Saat ini, kami masih melihat calon-calon yang muncul serta berkomunikasi dengan partai lain untuk menjalin komunikasi," katanya.
Dalam menentukan sosok yang akan diusung, lanjut dia, PKB tentu harus mengakomodasi kepentingan para pemangku kepentingan di partai ini, seperti para kiai dan tokoh lainnya.
Hal senada disampaikan Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan Jawa Tengah Arief Mudatsir Mandan.
PPP, menurut dia, saat ini digolongkan sebagai partai menengah dengan hanya mengantongi tujuh kursi di DPRD Jawa Tengah.
"Karena hanya tujuh kursi, nantinya akan ikut siapa, bukan mengajak siapa," katanya.
Ia menuturkan, jika ada tokoh yang berani muncul menjelang pilgub ini, tentu akan memberi prespektif yang baik di Jawa Tengah.
Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera Fikri Faqih mengatakan gubernur merupakan jabatan publik yang tentunya membutuhkan akseptabilitas, kapabilitas, serta integritas.
Menurut dia, PKS dengan modal 10 kursi di DPRD Jawa Tengah belum memutuskan akan mengusung kader sendiri atau dari luar partai.
Ia menjelaskan, selain mendukung dan mengusung kandidat dengan intuisi, tentu juga harus mempertimbangkan aspek rasionalitas.
Suara Mengambang
Analis politik Universitas Diponegoro Semarang M.Yulianto menilai lambatnya partai politik di Jawa Tengah dalam memunculkan sosok yang akan diusung dalam Pemilihan Gubernur 2013 akan memperberat upaya mendongkrak popularitas tokoh bersangkutan.
"Kurang dari tujuh bulan pelaksanaan pilgub, sosialisasi calon dan mesin partai belum bergerak," kata Direktur Lembaga Pengkajian Survei Indonesia tersebut.
Terlebih lagi, lanjut dia, jika kandidat yang diusung harus melawan petahana yang tentunya lebih memiliki "kekuatan", fasilitas, serta kesempatan bertemua masyarakat lebih sering.
Menurut dia, partai-partai di Jawa Tengah justru terkesan saling menunggu momentum.
Hal tersebut, kata dia, berdampak pula terhadap masyarakat yang kurang antusias karena faktor geopolitik dan psikopolitik.
"Belum ada kepastian deklarasi dari calon yang akan maju. Bandingkan dengan pilgub 2008 lalu," katanya.
Rendahnya antusiasme masyarakat terhadap pilgub, kata dia, terlihat dari hasil survei yang menunjukkan tingginya masyarakat yang belum memutuskan siapa sosok yang layak menjadi gubernur mendatang.
"Persentase suara pemilih mengambang pemilih mencapai 45,9 persen," katanya.
Menurut dia, angkat tersebut lebih tinggi dari elektabilitas sejumlah tokoh yang dijagokan maju, seperti Gubernur Bibit Waluyo, Wakil Gubernur Rustriningsih, serta Sekretaris Daerah Hadi Prabowo.
Oleh karena itu, lanjut dia, masih ada cukup waktu bagi para tokoh yang akan maju untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas, melihat suara pemilih yang belum mengambil keputusan cukup tinggi.
Adapun untuk dua sosok yang telah menyatakan kesiapannya maju, menurut Yulianto, Bibit Waluyo dan Rustriningsih merupakan tokoh yang paling tinggi popularitas dan elektabilitasnya.
Melihat kondisi tersebut, lanjut dia, posisi wakil gubernur yang akan mendampingi kedua tokoh tersebut bakal berharga mahal.
"Wakil gubernur juga akan menentukan elektabilitas pasangan calon yang akan maju," ujarnya.
Ia melihat adanya tokoh lain yang memungkinkan muncul sebagai kandidat, yakni Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Hadi Prabowo.
Meski demikian, kata dia, terdapat banyak pertimbangan, sehingga jika "terpaksa" pilkada hanya akan diikuti dua pasangan calon yang juga merupakan pejabat kini.
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor:
Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025