Ryamizard Ryacudu Deklarasikan Dukungan Pada Jokowi-JK
Jumat, 4 Juli 2014 13:57 WIB
Mantan KSAD, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu. (ANTARA)
"Saya putuskan saya dukung nomor dua," kata Ryamizard dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat.
Menantu dari mantan Wakil Presiden Try Sutrisno itu mengaku bahwa sebelumnya ia memilih untuk netral sejak ia pensiun pada tahun 2009. Namun, ia memutuskan untuk menentukan pilihan karena ingin menjunjung demokrasi.
"Saya pada tahun 2009 baru setahun pensiun memilih untuk golput. Saya enggak suka politik tapi bukan berartu politik itu jelek. Tetapi sekarang saya sering beri ceramah di mana-mana soal demokrasi, berarti saya kan junjung demokrasi. Pemilu itu kan demokrasi, kalau saya enggak pilih berarti saya tidak demokrasi," jelasnya.
Dalam deklarasinya tersebut, ia mengatakan sempat bimbang terhadap dua pilihan capres dan cawapres yang akan bertarung di Pileg 2014 pada 9 Juli mendatang karena sama-sama memiliki kedekatan.
"Dua-duanya saya berat karena dekat semua. Prabowo sudah seperti saudara bukan sekedar teman. Kami dulu satu kompi, selalu sama-sama di Magelang dan Jakarta. Tidak ada masalah," ujar alumni pendidikan militer Akabri darat tahun 1974 itu.
"Kalau Ibu Mega (Soekarnoputri), saya sudah dianggap seperti adik, dia baik sama saya. Saya sebetulnya susah," tambahnya.
Ryamizard menjabat KSAD di masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri dan sempat dicalonkan oleh Mega yang saat itu sebagai Presiden untuk menjadi panglima TNI.
"Saya minta petunjuk Tuhan, salah satunya istikharah, ini petunjuknya," kata Ryamizard.
"Selain itu karena keseimbangan juga. Saya harus imbang, di sana kan (kubu Prabowo-Hatta) sudah banyak satu kompi, di sini (Jokowi-JK) sedikit. Dua-duanya sama-sama baik orangnya," tambahnya.
Namun, ia enggan menjelaskan lebih detail terkait alasannya mendasarnya memilih Jokowi-JK. Ia menilai, program visi-misi dari kedua calon sama saja dan bukan menjadi pertimbangannya. Ia juga membantah kalau dijanjikan sesuatu untuk memberi dukungan.
"Hati saya ke situ (nomor dua), ya sudah biar imbang. Dan orang Islam kan istikharah. Hasil istikharah ke sana," jelas Ryamizard.
Ryamizard pernah masuk dalam jajaran lima nama cawapres terkuat pendamping Jokowi. Namun menurutnya hal itu juga bukan menjadi alasan. Ia mengatakan pernyataan dukungan yang baru ia berikan saat ini karena sudah menjelang masa tenang.
"Saat ini kesempatan saya, setelah besok kan enggak boleh kumpul-kumpul lagi. Sekarang tepat waktunya bulan puasa. Kalau dari awal saya sudah pilih ke mana, saya tidak netral lagi. Setelah nanti pemilu saya netral lagi, ini untuk memenuhi demokrasi," terang Ryamizard.
Dalam deklarasinya tersebut, ia didampingi beberapa unsur dari PPAD (Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat) termasuk hadir pula anak dari Halim Perdanakusuma yang merupakan mantan Kepala BAIS TNI, Ian Santoso Halim Perdanakusuma serta beberapa unsur dari Keluarga Besar TNI/POLRI.
Pemilihan Presiden pada 9 Juli mendatang diikuti dua pasangan capres-cawapres, yakni pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menantu dari mantan Wakil Presiden Try Sutrisno itu mengaku bahwa sebelumnya ia memilih untuk netral sejak ia pensiun pada tahun 2009. Namun, ia memutuskan untuk menentukan pilihan karena ingin menjunjung demokrasi.
"Saya pada tahun 2009 baru setahun pensiun memilih untuk golput. Saya enggak suka politik tapi bukan berartu politik itu jelek. Tetapi sekarang saya sering beri ceramah di mana-mana soal demokrasi, berarti saya kan junjung demokrasi. Pemilu itu kan demokrasi, kalau saya enggak pilih berarti saya tidak demokrasi," jelasnya.
Dalam deklarasinya tersebut, ia mengatakan sempat bimbang terhadap dua pilihan capres dan cawapres yang akan bertarung di Pileg 2014 pada 9 Juli mendatang karena sama-sama memiliki kedekatan.
"Dua-duanya saya berat karena dekat semua. Prabowo sudah seperti saudara bukan sekedar teman. Kami dulu satu kompi, selalu sama-sama di Magelang dan Jakarta. Tidak ada masalah," ujar alumni pendidikan militer Akabri darat tahun 1974 itu.
"Kalau Ibu Mega (Soekarnoputri), saya sudah dianggap seperti adik, dia baik sama saya. Saya sebetulnya susah," tambahnya.
Ryamizard menjabat KSAD di masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri dan sempat dicalonkan oleh Mega yang saat itu sebagai Presiden untuk menjadi panglima TNI.
"Saya minta petunjuk Tuhan, salah satunya istikharah, ini petunjuknya," kata Ryamizard.
"Selain itu karena keseimbangan juga. Saya harus imbang, di sana kan (kubu Prabowo-Hatta) sudah banyak satu kompi, di sini (Jokowi-JK) sedikit. Dua-duanya sama-sama baik orangnya," tambahnya.
Namun, ia enggan menjelaskan lebih detail terkait alasannya mendasarnya memilih Jokowi-JK. Ia menilai, program visi-misi dari kedua calon sama saja dan bukan menjadi pertimbangannya. Ia juga membantah kalau dijanjikan sesuatu untuk memberi dukungan.
"Hati saya ke situ (nomor dua), ya sudah biar imbang. Dan orang Islam kan istikharah. Hasil istikharah ke sana," jelas Ryamizard.
Ryamizard pernah masuk dalam jajaran lima nama cawapres terkuat pendamping Jokowi. Namun menurutnya hal itu juga bukan menjadi alasan. Ia mengatakan pernyataan dukungan yang baru ia berikan saat ini karena sudah menjelang masa tenang.
"Saat ini kesempatan saya, setelah besok kan enggak boleh kumpul-kumpul lagi. Sekarang tepat waktunya bulan puasa. Kalau dari awal saya sudah pilih ke mana, saya tidak netral lagi. Setelah nanti pemilu saya netral lagi, ini untuk memenuhi demokrasi," terang Ryamizard.
Dalam deklarasinya tersebut, ia didampingi beberapa unsur dari PPAD (Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat) termasuk hadir pula anak dari Halim Perdanakusuma yang merupakan mantan Kepala BAIS TNI, Ian Santoso Halim Perdanakusuma serta beberapa unsur dari Keluarga Besar TNI/POLRI.
Pemilihan Presiden pada 9 Juli mendatang diikuti dua pasangan capres-cawapres, yakni pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Menteri Pertahanan belum terima surat permintaan perlindungan Kivlan Zein
12 June 2019 16:48 WIB, 2019
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017