Reputasinya pun kini dipertaruhkan.

Disapa 'Felipao' atau 'Big Phil', tergantung kepada negara yang dilatihnya, Scolari membawa Brasil menjuarai Piala Dunia untuk kelima kalinya pada Piala Dunia 2002 di Jepang.

Jika dia kembali sukses maka dia akan menjadi satu dari dua pelatih setelah pelatih Italia Vittorio Pozzo (Piala Dunia 1934 dan 1938), yang menjuarai dua Piala Dunia.

Namun tanpa pemain bintang Neymar ke semifinal untuk melawan Jerman, Scolari yang tahu bangsanya masih trauma oleh kekalahan mereka dari Uruguay pada turnamen ini edisi 1950 yang dituanrumahinya, tak akan mau menoleransi kekecewaan.

"Jika saya takut tantangan, maka saya tidak akan mencapai apa pun dalam karir saya," kata pelatih berusia 65 tahun itu dalam wawancara dengan koran Inggris The Guardian November tahun silam.

Scolari mengatakan setelah menang melawan Kolombia di laga perempat final maka timnya selangkah lagi menuju juara.

Scolari menerima kepelatihannya pada November 2012, setelah Mano Menezes dipecat.

Dilahirkan di negara bagian Rio Grande do Sul, Scolari tidak menonjol sebagai pemain, tetapi dia menjadi orang lain setelah menjadi pelatih dengan keliling dunia dalam tiga dekade terakhir.

Dia pernah melatih Kuwait, Jepang dan Uzbekistan tapi tidak pernah sukses, bahkan dipecat pemilik Chelsea Roman Abramovich setelah hanya tujuh bulan menangani klub Liga Utama Inggris itu.

Namun dia pernah menjuarai Copa Libertadores, penghargaan tertinggi untuk klub-klub di Amerika Selatan, bersama Gremio dan Palmeiras, serta mengantarkan Portugal ke final Euro 2004, selain semifinal Piala Dunia 2006.

Kini misinya jelas. "Saya bawa tim nasional menjadi jaura dunia," kata dia setelah kembali melatih timnas. Jika dia sukses mewujudkan itu, maka dia akan melampaui dirinya sendiri, demikian AFP.