Karikatur Jakarta Post Bermula Dari Fobia Islam
Selasa, 8 Juli 2014 13:51 WIB
Slamet Effendy Yusuf (FOTO ANTARA)
"Karikatur The Jakarta Post, apa pun alasannya, sangat tidak bisa diterima oleh akal sehat apalagi dari sudut kebenaran keyakinan keagamaan," kata Slamet kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Slamet mengatakan islamofobia adalah sikap dasar yang berawal dari kebencian dan kecurigaan terhadap umat Islam.
Menurut Slamet, munculnya karikatur ini menegaskan sikap terselubung yang selama ini dirasakan pembaca tentang kebijaksanaan redaksional surat kabar berbahasa Inggris yang terbit di Jakarta itu.
"Saya melihat jelas karikatur itu adalah bentuk penistaan dan penodaan atas suatu agama yang memiliki penganut terbesar di negeri ini," tuturnya.
Publik Indonesia dikejutkan oleh pemuatan karikatur dalam The Jakarta Post edisi 3 Juli yang menyinggung umat Islam.
Dalam karikatur tersebut ada beberapa unsur yang dinilai menghina dan menyinggung agama Islam, karena simbol dan tulisan-tulisan dalam karikatur itu adalah tulisan yang memiliki makna penting dalam akidah Islam.
Di dalam karikatur itu terdapat kalimat "Laa ilaaha illallaah" di atas gambar tengkorak, padahal kalimat itu mengandung kesaksian sekaligus penyerahan diri kepada kekuasaan Allah SWT.
Selain itu, juga terdapat lafaz Allah dan Rasulullah di dalam lingkaran tengkorak. Lafaz Allah dan Rasulullah adalah unsur akidah Islam paling fundamental.
Slamet mengatakan islamofobia adalah sikap dasar yang berawal dari kebencian dan kecurigaan terhadap umat Islam.
Menurut Slamet, munculnya karikatur ini menegaskan sikap terselubung yang selama ini dirasakan pembaca tentang kebijaksanaan redaksional surat kabar berbahasa Inggris yang terbit di Jakarta itu.
"Saya melihat jelas karikatur itu adalah bentuk penistaan dan penodaan atas suatu agama yang memiliki penganut terbesar di negeri ini," tuturnya.
Publik Indonesia dikejutkan oleh pemuatan karikatur dalam The Jakarta Post edisi 3 Juli yang menyinggung umat Islam.
Dalam karikatur tersebut ada beberapa unsur yang dinilai menghina dan menyinggung agama Islam, karena simbol dan tulisan-tulisan dalam karikatur itu adalah tulisan yang memiliki makna penting dalam akidah Islam.
Di dalam karikatur itu terdapat kalimat "Laa ilaaha illallaah" di atas gambar tengkorak, padahal kalimat itu mengandung kesaksian sekaligus penyerahan diri kepada kekuasaan Allah SWT.
Selain itu, juga terdapat lafaz Allah dan Rasulullah di dalam lingkaran tengkorak. Lafaz Allah dan Rasulullah adalah unsur akidah Islam paling fundamental.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Dirut KAI pastikan KA tanpa transit Semarang - Jakarta layani angkutan Nataru
11 December 2024 7:28 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017