"Selebaran ini justru beredar pada masa tenang. Selebaran ini ditemukan para relawan Jokowi-JK di desa-desa yang tersebar di 12 kecamatan," kata juru bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK Wilayah Banyumas Raya-Kedu, Febrian Nugroho kepada wartawan, di Purwokerto, Selasa.

Menurut dia, selebaran tersebut mengatasnamakan Forum Komunikasi (FK) Aktivis 27 Juli dan dilengkapi dengan logo PDI Perjuangan.

Di dalam selebaran, kata dia, disebutkan bahwa forum itu merupakan wadah komunikasi dan koordinasi aktivis, pakar, dan simpatisan warga PDI Perjuangan.

Akan tetapi, lanjut dia, isi selebaran jutru menyerang Jokowi di antaranya membahas isu ras, agama, dan asal-usul mantan Wali Kota Solo itu.

"Bahkan, selebaran itu menuding komunis ada di balik majunya Jokowi sebagai capres," katanya.

Terkait hal itu, dia meminta Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten Banyumas dan kepolisian setempat untuk segera mengusut kasus peredaran selebaran kampanye hitam tersebut.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Panwaslu Banyumas Gunawan Sujanmadi mengatakan bahwa hingga saat ini, pihaknya belum menerima laporan terkait selebaran berisi kampanye hitam tersebut.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa kemungkinan ada dua laporan yang masuk ke Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam), baik Panwascam Rawalo maupun Panwascam Sokaraja.

"Secara formal kami menunggu laporan. Secara informal, kami mencari siapa penyebar selebaran itu," katanya.

Akan tetapi, kata dia, selebaran itu belum tentu memenuhi unsur pelanggaran pemilu.

Oleh karena itu, dia mengharapkan ada relawan yang bersedia menjadi saksi.

Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan calon presiden yaitu pasangan capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut 1 dan pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla yang bernomor urut 2.

Pasangan capres Prabowo-Hatta diusung Partai Gerindra, PAN, Partai Golkar, PKS, PPP, PBB, dan Partai Demokrat, sedangkan Jokowi-JK diusung PDI Perjuangan, Partai NasDem, PKB, Partai Hanura, dan PKPI.