Kubu Jokowi-JK: Perlu Rekonsiliasi demi NKRI
Rabu, 16 Juli 2014 15:04 WIB
Anggota Tim Pemenangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Joko Widodo-Jusuf Kalla, Dr. Dewi Aryani, M.Si.
"Sejak sekarang harus sudah merancang bentuk rekonsiliasi sosial secara nasional, di samping kedua kubu harus menggelorakan sikap siap menang dan siap kalah," kata Dr. Dewi Aryani, M.Si. yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI kepada Antara Jateng, Rabu.
Dewi yang juga wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX meminta semua pihak untuk tidak menstigmakan salah satu di antara dua kontestan Pilpres itu akan menjadi penghancur tatanan situasi politik nasional.
Dewi menegaskan, "Bagaimanapun rakyat tidak hanya membutuhkan presiden, tetapi pemimpin berkarakter yang secara nyata bisa memimpin negeri ini menuju cita-cita awal NKRI didirikan, yakni negara adil makmur penuh kedamaian. Apalah arti tujuan sejahtera tanpa kedamaian dalam prosesnya?"
Duta Universitas Indonesia (Duta UI) untuk Reformasi Birokrasi itu juga mengajak semua pihak merunduk, merenung, berpikir, dan bersikap arif.
"Rakyat harus tetap sebagai pemenang. Rakyat adalah satu, Rakyat harus utuh, bukan rakyat versi kubu A atau kubu B," kata Dewi selaku Koordinator Sukarelawan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Jokowi-JK Posko Mangunsarkoro, Jakarta.
Dewi mengakui bahwa Pilpres 2014 yang diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Jokowi-JK, secara tidak sadar telah menciptakan residu sekaligus konflik sosial di tengah masyarakat.
"Bagaimana tidak? Hubungan beberapa parpol, kekeluargaan, persahabatan, hingga pertemanan acap kali terbelah, terpecah, dan 'hancur' karena masing-masing individu di seluruh negeri ini memiliki fanatisme sendiri-sendiri sebagai bagian dari bentuk dukungan yang bisa berbeda satu dengan yang lain," katanya.
Oleh sebab itu, Dewi yang juga anggota Komisi VII DPR RI menekankan perlunya rekonsiliasi kedua belah pihak supaya negeri ini damai seperti sediakala.
Dewi yang juga wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX meminta semua pihak untuk tidak menstigmakan salah satu di antara dua kontestan Pilpres itu akan menjadi penghancur tatanan situasi politik nasional.
Dewi menegaskan, "Bagaimanapun rakyat tidak hanya membutuhkan presiden, tetapi pemimpin berkarakter yang secara nyata bisa memimpin negeri ini menuju cita-cita awal NKRI didirikan, yakni negara adil makmur penuh kedamaian. Apalah arti tujuan sejahtera tanpa kedamaian dalam prosesnya?"
Duta Universitas Indonesia (Duta UI) untuk Reformasi Birokrasi itu juga mengajak semua pihak merunduk, merenung, berpikir, dan bersikap arif.
"Rakyat harus tetap sebagai pemenang. Rakyat adalah satu, Rakyat harus utuh, bukan rakyat versi kubu A atau kubu B," kata Dewi selaku Koordinator Sukarelawan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Jokowi-JK Posko Mangunsarkoro, Jakarta.
Dewi mengakui bahwa Pilpres 2014 yang diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Jokowi-JK, secara tidak sadar telah menciptakan residu sekaligus konflik sosial di tengah masyarakat.
"Bagaimana tidak? Hubungan beberapa parpol, kekeluargaan, persahabatan, hingga pertemanan acap kali terbelah, terpecah, dan 'hancur' karena masing-masing individu di seluruh negeri ini memiliki fanatisme sendiri-sendiri sebagai bagian dari bentuk dukungan yang bisa berbeda satu dengan yang lain," katanya.
Oleh sebab itu, Dewi yang juga anggota Komisi VII DPR RI menekankan perlunya rekonsiliasi kedua belah pihak supaya negeri ini damai seperti sediakala.
Pewarta : Kliwon
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Golkar: Dua Tahun Pemerintahan Jokowi-JK Pembangunan Menyebar seluruh Indonesia
20 October 2016 10:29 WIB, 2016
Mahyudin: Pemerintahan Jokowi-JK Nilai baiknya banyak, Negara Stabil
19 October 2016 12:34 WIB, 2016
Addie MS berharap Pemerintahan Jokowi-JK melakukan Sesuatu untuk Dunia Musik
19 October 2016 12:27 WIB, 2016
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017