Imam Masjid Istiqlal : ISIS Kelompok yang Berada di Bawah Alqaeda
Kamis, 7 Agustus 2014 11:12 WIB
ilustrasi Imam Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat (ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)
"Kami tanya langsung kepada Duta Besar Irak untuk Indonesia, jawabannya ISIS adalah sekelompok orang yang berada di bawah Alqaeda," kata Ali dalam diskusi Selamatkan Indonesia dari ISIS yang digelar Koalisi Ormas Islam Indonesia (KOIIN) di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, berdasarkan pengamatannya dari banyak pemberitaan, dan apabila berita-berita tersebut memang benar maka kesimpulannya kelompok ISIS tidak lahir dari "rahim" umat Islam. Cara-cara kekerasan yang digunakan kelompok radikal ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam.
"Jika berita-berita pembunuhan terhadap muslim dan nonmuslim yang dilakukan kelompok ISIS benar, berarti mereka bukan Islam," ujar dia.
Ia menegaskan bahwa Islam tidak pernah mengajarkan muslim untuk membunuh karena perbedaan agama. "Mereka (kelompok ISIS) tidak lahir dari kelompok Sunni".
Selain itu, ISIS menggunakan stempel Rasulullah untuk bendera mereka. Menurut dia, umat Islam tidak ada yang berani memakai stempel tersebut, tetapi kelompok ini justru menggunakannya.
"Kami berterima kasih pada pemerintah yang telah mengeluarkan larangan untuk paham ISIS. ISIS harus dipatahkan karena dapat mengganggu kelangsungan NKRI," ujar dia.
Ia juga mengimbau para ulama agar dapat membentengi umat untuk tidak ikut dalam kelompok ISIS.
"Yang selalu menjadi incaran kelompok seperti ini adalah anak muda yang bersemangat tinggi tetapi memiliki pengetahuan agama yang masih rendah. Karena itu umat Islam jangan mudah terkecoh pada penampilan luar atau pertama saja, tapi tengok siapa yang ada di belakangnya," lanjut Ali.
Sementara itu, menurut Koordinator KOIIN Hery Sucipto, ideologi ISIS tidak sesuai dengan ajaran Islam sehingga menyesatkan. Karena itu, masyarakat diminta tetap waspada terhadap tindakan provokasi yang dilakukan pihak tertentu.
"Rasulullah mengajarkan Islam yang penuh dengan nilai kasih sayang. Islam rahmatan lil alamin, jauh berbeda dengan ISIS yang menempuh cara kekerasan, kekejaman, dan kebiadaban dalam melancarkan aksinya," ujar dia.
Rasulullah, lanjutnya, menghadirkan Islam sebagai spirit untuk perubahan, perdamaian, persaudaraan baik seagama, sebangsa bahkan sesama manusia di atas bumi. Dan melakukan pengerusakan terlebih menghilangkan nyawa dan menghancurkan wilayah kemudian direbut adalah sebuah pelanggaran terhadap prinsip-prinsip dasar Islam yang tidak bisa ditolerir.
Karena itu, ia mengatakan KOIIN mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Agama dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan pihak-pihak terkait, serius menangani masalah ISIS ini dan menindak tegas pihak-pihak yang mendukung penyebaran ajaran ISIS di Indonesia.
Menurut dia, berdasarkan pengamatannya dari banyak pemberitaan, dan apabila berita-berita tersebut memang benar maka kesimpulannya kelompok ISIS tidak lahir dari "rahim" umat Islam. Cara-cara kekerasan yang digunakan kelompok radikal ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam.
"Jika berita-berita pembunuhan terhadap muslim dan nonmuslim yang dilakukan kelompok ISIS benar, berarti mereka bukan Islam," ujar dia.
Ia menegaskan bahwa Islam tidak pernah mengajarkan muslim untuk membunuh karena perbedaan agama. "Mereka (kelompok ISIS) tidak lahir dari kelompok Sunni".
Selain itu, ISIS menggunakan stempel Rasulullah untuk bendera mereka. Menurut dia, umat Islam tidak ada yang berani memakai stempel tersebut, tetapi kelompok ini justru menggunakannya.
"Kami berterima kasih pada pemerintah yang telah mengeluarkan larangan untuk paham ISIS. ISIS harus dipatahkan karena dapat mengganggu kelangsungan NKRI," ujar dia.
Ia juga mengimbau para ulama agar dapat membentengi umat untuk tidak ikut dalam kelompok ISIS.
"Yang selalu menjadi incaran kelompok seperti ini adalah anak muda yang bersemangat tinggi tetapi memiliki pengetahuan agama yang masih rendah. Karena itu umat Islam jangan mudah terkecoh pada penampilan luar atau pertama saja, tapi tengok siapa yang ada di belakangnya," lanjut Ali.
Sementara itu, menurut Koordinator KOIIN Hery Sucipto, ideologi ISIS tidak sesuai dengan ajaran Islam sehingga menyesatkan. Karena itu, masyarakat diminta tetap waspada terhadap tindakan provokasi yang dilakukan pihak tertentu.
"Rasulullah mengajarkan Islam yang penuh dengan nilai kasih sayang. Islam rahmatan lil alamin, jauh berbeda dengan ISIS yang menempuh cara kekerasan, kekejaman, dan kebiadaban dalam melancarkan aksinya," ujar dia.
Rasulullah, lanjutnya, menghadirkan Islam sebagai spirit untuk perubahan, perdamaian, persaudaraan baik seagama, sebangsa bahkan sesama manusia di atas bumi. Dan melakukan pengerusakan terlebih menghilangkan nyawa dan menghancurkan wilayah kemudian direbut adalah sebuah pelanggaran terhadap prinsip-prinsip dasar Islam yang tidak bisa ditolerir.
Karena itu, ia mengatakan KOIIN mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Agama dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan pihak-pihak terkait, serius menangani masalah ISIS ini dan menindak tegas pihak-pihak yang mendukung penyebaran ajaran ISIS di Indonesia.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Menteri Agama laporkan barang gratifikasi ke KPK: wujud komitmen good governance
26 November 2024 17:02 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017