Gerindra : Pertemuan Jokowi-Prabowo Bangun Suasana Harmonis
Jumat, 17 Oktober 2014 12:49 WIB
"Satu hal yang kita tangkap, pertemuan ini jadi membangun suasana yang lebih harmonis di Indonesia," katanya di lokasi pertemuan Jokowi dengan Prabowo, di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat.
Dia mengatakan bahwa Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra memohon kader dan pendukungnya bisa menerima keterpilihan Jokowi sebagai Presiden RI.
"Sekarang pertarungan telah selesai. Beliau mohon kader Gerindra dan pendukung bisa terima. Pada akhirnya yang terpenting adalah bagaimana bisa hidup kondusif, permasalahan bisa cepat selesai, dan negara bisa besar," kata dia.
Edhy mengatakan pihaknya tidak pernah bertikai dengan kubu Jokowi. Namun dia tidak memungkiri pernah terjadi persaingan dan pertarungan politik.
"Pak Prabowo meminta maaf kalau ada hal-hal keras, itu pertandingan, tapi ini sudah selesai," jelas dia.
Edhy menekankan posisi politik Gerindra saat ini konsisten sebagai partai oposisi bersama Koalisi Merah Putih. Partainya akan menjadi penyeimbang dalam jalannya pemerintahan.
Lebih jauh Edhy mengatakan pertemuan Jokowi dengan Prabowo diawali dengan komunikasi yang dibangun politisi PDI Perjuangan Aria Bima dengan dirinya.
"Mas Bima telepon saya menanyakan kok Pak Prabowo tidak mau ketemu Pak Jokowi. Saya bilang tidak ada undangan, saya bilang kalau masalah ketemu Pak Prabowo pasti mau," beber Edhy.
Dia mengatakan percakapannya dengan Aria Bima lalu mengerucut kepada penentuan waktu dan lokasi pertemuan.
"Saya tanya tempatnya di mana, di Kertanegara atau di Hambalang. Kalau di Hambalang Pak Prabowo merasa terhormat sekali karena itu rumah pribadinya, tapi akhirnya di sini agar tidak terlalu jauh, dan jamnya jam 10.00 WIB pagi," kata dia.
Dia mengatakan bahwa Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra memohon kader dan pendukungnya bisa menerima keterpilihan Jokowi sebagai Presiden RI.
"Sekarang pertarungan telah selesai. Beliau mohon kader Gerindra dan pendukung bisa terima. Pada akhirnya yang terpenting adalah bagaimana bisa hidup kondusif, permasalahan bisa cepat selesai, dan negara bisa besar," kata dia.
Edhy mengatakan pihaknya tidak pernah bertikai dengan kubu Jokowi. Namun dia tidak memungkiri pernah terjadi persaingan dan pertarungan politik.
"Pak Prabowo meminta maaf kalau ada hal-hal keras, itu pertandingan, tapi ini sudah selesai," jelas dia.
Edhy menekankan posisi politik Gerindra saat ini konsisten sebagai partai oposisi bersama Koalisi Merah Putih. Partainya akan menjadi penyeimbang dalam jalannya pemerintahan.
Lebih jauh Edhy mengatakan pertemuan Jokowi dengan Prabowo diawali dengan komunikasi yang dibangun politisi PDI Perjuangan Aria Bima dengan dirinya.
"Mas Bima telepon saya menanyakan kok Pak Prabowo tidak mau ketemu Pak Jokowi. Saya bilang tidak ada undangan, saya bilang kalau masalah ketemu Pak Prabowo pasti mau," beber Edhy.
Dia mengatakan percakapannya dengan Aria Bima lalu mengerucut kepada penentuan waktu dan lokasi pertemuan.
"Saya tanya tempatnya di mana, di Kertanegara atau di Hambalang. Kalau di Hambalang Pak Prabowo merasa terhormat sekali karena itu rumah pribadinya, tapi akhirnya di sini agar tidak terlalu jauh, dan jamnya jam 10.00 WIB pagi," kata dia.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017