717 Hektare Hutan Gunung Semeru yang Terbakar Berhasil Dipadamkan
Jumat, 7 November 2014 13:11 WIB
"Ratusan hektare hutan yang terbakar itu meliputi wilayah hutan milik Perhutani dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS)," kata Sekretaris BPBD Lumajang Purwanto, Jumat.
Menurut dia, kebakaran hutan berlangsung selama musim kemarau dan terakhir kebakaran terjadi di kawasan Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo pada akhir Oktober hingga awal November 2014.
"Alhamdulillah api berhasil dipadamkan atas kerja sama semua pihak, namun hutan yang terbakar cukup luas yakni 717 Ha dengan rincian hutan milik Perhutani seluas 242,5 ha dan kawasan TN BTS mencapai sekitar 475 Ha," tuturnya.
Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran hutan di lereng gunung tertinggi Pulau Jawa tersebut, namun sebagian flora dan fauna mati.
Untuk itu, kata dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Perhutani, Dinas Kehutanan dan TN BTS pascakebakaran itu, agar kejadian itu tidak terulang kembali.
"Untuk menghindari matinya sumber mata air dan bencana longsor karena terbakarnya ribuan pohon dan menyebabkan kawasan hutan gundul, maka kami berharap segera dilakukan gerakan penanaman pohon kembali atau reboisasi," paparnya.
Sementara Kepala Balai Besar TNBTS, Ayu Dewi Utari, mengatakan, kawasan hutan TNBTS di lereng Gunung Semeru yang terbakar sekitar 300 Ha.
"Terakhir kebakaran terjadi di jalur pendakian, tepatnya di kawasan Ranu Kumbolo dan Watu Rejeng pada 24 Oktober 2014," tuturnya.
Menurut dia, kebakaran hutan berlangsung selama musim kemarau dan terakhir kebakaran terjadi di kawasan Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo pada akhir Oktober hingga awal November 2014.
"Alhamdulillah api berhasil dipadamkan atas kerja sama semua pihak, namun hutan yang terbakar cukup luas yakni 717 Ha dengan rincian hutan milik Perhutani seluas 242,5 ha dan kawasan TN BTS mencapai sekitar 475 Ha," tuturnya.
Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran hutan di lereng gunung tertinggi Pulau Jawa tersebut, namun sebagian flora dan fauna mati.
Untuk itu, kata dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Perhutani, Dinas Kehutanan dan TN BTS pascakebakaran itu, agar kejadian itu tidak terulang kembali.
"Untuk menghindari matinya sumber mata air dan bencana longsor karena terbakarnya ribuan pohon dan menyebabkan kawasan hutan gundul, maka kami berharap segera dilakukan gerakan penanaman pohon kembali atau reboisasi," paparnya.
Sementara Kepala Balai Besar TNBTS, Ayu Dewi Utari, mengatakan, kawasan hutan TNBTS di lereng Gunung Semeru yang terbakar sekitar 300 Ha.
"Terakhir kebakaran terjadi di jalur pendakian, tepatnya di kawasan Ranu Kumbolo dan Watu Rejeng pada 24 Oktober 2014," tuturnya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017