"Itu bukan intervensi, melainkan sebagai bentuk solidaritas sesama pengurus Koalisi Merah Putih. Saya pikir itu yang terjadi dalam pertemuan Pak Prabowo dengan Pak Ical (Aburizal Bakrie) baru-baru ini," kata Titiek, di Gedung Nusantara III DPR, Jakarta, Kamis.

Selain itu, kata Titiek, secara pribadi Prabowo dan Ical sudah berteman sekitar 35 tahun.

Pemilik nama asli Siti Hediati Haryadi itu memastikan tidak ada bantuan yang diberikan oleh Prabowo kepada Ical menjelang Munas IX Golkar.

"Bukan bantuan apa-apa. Ini solidaritas di antara sesama KMP," ujarnya.

Dia mengemukakan bahwa Partai Golkar, Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional memiliki kepentingan terhadap KMP. Karena itu, seluruh pengurusnya berupaya menjaga solidaritas.

"KMP itu terdiri dari partai-partai. Harus tetap utuh, karena kepentingan kita sama yakni sebagai pengawas dan penyeimbang pemerintahan," katanya.

Menurut pendapat Titiek, pihak yang mengintervensi Munas Partai Golkar justru Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Tedjo Purdijatno. Menurut dia, tidak ada alasan Tedjo meminta Kepolisian Indonesia tidak mengeluarkan izin untuk penyelenggaraan Munas Golkar di Bali akhir bulan ini.

"Kami hanya memberitahukan, bukan meminta izin untuk menyelenggarakan Munas. Kalau permasalahan keamanan, itu tugas polisi memberi rasa aman kepada masyarakat, bukan malah meminta Polri tidak mengizinkan Munas," katanya.

Sebelumnya, Prabowo Subianto yang juga merangkap sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie di Bakrie Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa (25/11) malam.

Pertemuan itu mengundang spekulasi bahwa Prabowo hendak melakukan intervensi dengan memberikan dukungan kepada kubu Ical karena pada Selasa (25/11) siang terjadi kericuhan pada rapat pleno di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta.

Di situlah diputuskan bahwa Munas IX akan digelar di Bali pada 30 November sampai 4 Desember 2014.