Sidang digelar di ruang rapat utama DPRA di Banda Aceh, Senin malam, dengan dihadiri seluruh anggota DPRA, Sekretaris Daerah Aceh Dermawan, unsur pimpinan daerah, dan masyarakat.

Anggota DPRA dari Partai Aceh, Ridwan A Bakar, sempat membalikkan meja, sedangkan sejumlah warga yang menghadiri sidang sempat mengejar Ketua Sementara DPRA Tgk Muharuddin dan membanting papan nama pimpinan sidang lembaga wakil rakyat.

Sebelumnya, Ridwan A Bakar, anggota DPRA dari Fraksi Partai Aceh, menginterupsi sidang yang dipimpin Ketua Sementara DPRA Tgk Muharuddin yang juga dari Partai Aceh terkait rencana pemilihan pimpinan definitif lembaga wakil rakyat.

Ridwan meminta pemilihan pimpinan definitif DPRA ditunda karena masalah internal partai berupa calon ketua DPRA dari Partai Aceh yang memiliki 29 kursi dari 81 kursi di lembaga legislatif tersebut belum selesai.

Ridwan menyebutkan mekanisme penetapan calon pimpinan definitif dari Partai Aceh. Setiap calon harus mendapat dukungan dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Aceh. Ridwan didukung mayoritas DPW Partai Aceh.

Saat Ridwan menyampaikan pendapatnya, Ketua Sementara DPRA Tgk Muharuddin mengatakan apa yang disampaikan itu adalah masalah internal Partai Aceh.

Mendengar pernyataan itu, Ridwan membalikkan mejanya dan bergerak menuju meja pimpinan sidang. Saat bersamaan, sejumlah orang yang diduga loyalis Ridwanikut berlari menuju meja pimpinan sidang.

"Batalkan sidang, batalkan sidang. Dia bukan GAM," teriak salah seorang dari mereka.

Ia dan sejumlah rekannya terlihat ikut menuju meja Ketua Sementara DPRA Tgk Muharuddin.

Melihat kericuhan ini, para petugas keamanan langsung mengamankan ruang sidang. Wakil Ketua Sementara DPRA Sulaiman Abda dan Sekretaris Daerah Aceh Dermawan menyingkir dari meja pimpinan dewan.

Sejumlah pria berbadan tegap menjaga Tgk Muharuddin, sedangkan beberapa lelaki yang sebelumnya sempat menyerang pimpinan dewan digiring menjauh dari tempat tersebut.

Melihat situasi tersebut, Nur Zahri, anggota DPRA dari Partai Aceh meminta pimpinan sidang menunda pemilihan pimpinan definitif DPRA hingga masalah internal partai selesai.

Usai mendengar pendapat Nur Zahri, Tgk Muharuddin menunda sidang selama sepuluh menit. Pimpinan sidang paripurna itu meminta para pimpinan fraksi duduk bersama membahas tindak lanjut sidang.

Sidang paripurna dengan agenda pemilihan pimpinan definitif DPRA tersebut akhirnya ditunda hingga ada pemberitahuan selanjut. Sejumlah polisi bersenjata tampak berjaga-jaga di luar ruang sidang.