Lemhannas: Poros Maritim Harus Kuatkan Semua Aspek
Jumat, 26 Desember 2014 16:34 WIB
Laksamana Muda TNI Untung Suropati. (tnial.mil.id)
"Bicara Poros Maritim itu luas dan harus disikapi secara multiaspek, seperti politik, hukum, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan," katanya di Jakarta, Jumat.
Dia mengapresiasi langkah pemerintahan Joko Widodo-M. Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menenggelamkan kapal pencuri ikan dan membangun tol laut.
Hal itu, menurut dia, merupakan bagian dari konsep Poros Maritim yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut.
"Tol laut dan penenggelaman kapal merupakan bagian kecil dari konsep Poros Maritim yang akan dikembangkan," ujarnya.
Untung mengatakan, apabila pemerintah membangun tol laut lalu mengabaikan sisi pertahanan negara, maka hal itu tidak akan bisa mewujudkan konsep Poros Maritim.
Menurut dia, tol laut akan terus berjalan secara aman apabila pertahanan negara diperkuat, sehingga proses yang menggunakan infrastruktur tersebut bisa berjalan dengan baik.
"Pondasi awal Poros Maritim itu harus paralel, bidang politik mendukung, hukum sebagai penopang, ekonomi kuat, kemudian pertahanan negara Indonesia bisa canggih," katanya.
Untung mengingatkan bahwa Indonesia memiliki empat dari sembilan fitur geografis (chokepoint) di kawasan laut dunia yang sangat strategis, yakni Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Makassar dan Selat Lombok.
Namun, menurut dia, potensi hebat itu belum bisa dimaksimalkan pemerintah untuk keuntungan politik dan ekonomi Indonesia.
"Empat titik itu sangat penting, bayangkan kalau semuanya kita tutup, maka perekonomian dunia bisa 'goyang'," ujarnya.
Dia menilai arah kebijakan maritim pemerintahan Jokowi-JK sudah benar, sehingga bisa diberdayakan lebih besar bagi kepentingan dalam negeri Indonesia.
Namun, Untung menyarankan, agar koordinasi antarkementerian dan lembaga diperkuat untuk mewujudkan cita-cita pemerintah tersebut.
"Itu merupakan titik lemah yang masih terjadi," demikian Untung Suropati.
Dia mengapresiasi langkah pemerintahan Joko Widodo-M. Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menenggelamkan kapal pencuri ikan dan membangun tol laut.
Hal itu, menurut dia, merupakan bagian dari konsep Poros Maritim yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut.
"Tol laut dan penenggelaman kapal merupakan bagian kecil dari konsep Poros Maritim yang akan dikembangkan," ujarnya.
Untung mengatakan, apabila pemerintah membangun tol laut lalu mengabaikan sisi pertahanan negara, maka hal itu tidak akan bisa mewujudkan konsep Poros Maritim.
Menurut dia, tol laut akan terus berjalan secara aman apabila pertahanan negara diperkuat, sehingga proses yang menggunakan infrastruktur tersebut bisa berjalan dengan baik.
"Pondasi awal Poros Maritim itu harus paralel, bidang politik mendukung, hukum sebagai penopang, ekonomi kuat, kemudian pertahanan negara Indonesia bisa canggih," katanya.
Untung mengingatkan bahwa Indonesia memiliki empat dari sembilan fitur geografis (chokepoint) di kawasan laut dunia yang sangat strategis, yakni Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Makassar dan Selat Lombok.
Namun, menurut dia, potensi hebat itu belum bisa dimaksimalkan pemerintah untuk keuntungan politik dan ekonomi Indonesia.
"Empat titik itu sangat penting, bayangkan kalau semuanya kita tutup, maka perekonomian dunia bisa 'goyang'," ujarnya.
Dia menilai arah kebijakan maritim pemerintahan Jokowi-JK sudah benar, sehingga bisa diberdayakan lebih besar bagi kepentingan dalam negeri Indonesia.
Namun, Untung menyarankan, agar koordinasi antarkementerian dan lembaga diperkuat untuk mewujudkan cita-cita pemerintah tersebut.
"Itu merupakan titik lemah yang masih terjadi," demikian Untung Suropati.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
BPJS Kesehatan luncurkan loket pelayanan informasi dan portal quick response
29 September 2023 14:18 WIB, 2023
Pakar Undip: Wujudkan poros maritim dunia, tingkatkan kemampuan produksi di daratan
30 September 2022 15:28 WIB, 2022
Perjuangan Ratu Kalinyamat harus jadi inspirasi penguatan maritim nasional
06 October 2021 19:38 WIB, 2021
Kebijakan keliru, pengamat sebut Indonesia tak nikmati potensi poros maritim dunia
15 November 2019 17:38 WIB, 2019
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017