Terlebih, friksi kepentingan dua kelompok koalisi tersebut hingga menjelang tutup tahun 2014 belum selesai 100 persen.

"Tentunya hal ini akan memberikan pengaruh terhadap dinamika Parlemen Indonesia di tahun 2015. Selain friksi dua kelompok koalisi tersebut, terbelahnya partai Golkar dan PPP menyebabkan ketidakpastian dalam keberpihakan politik terhadap dua kelompok koalisi di Parlemen," kata TB Hasanuddin di Jakarta, Jumat.

Dia menambahkan, dinamika politik seputar Peraturan Pemerintah tentang Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang Pilkada akan mempengaruhi agenda politik di Parlemen. Hal ini disebabkan karena tarik menarik dan perubahan peta dukungan pada Perppu Pilkada menunjukkan bahwa peta politik dapat saja berubah dengan cepat di tahun 2015.

Selain dinamika politik Perppu Pilkada yang sangat dinamis, TB Hasanudin memprediksi munculnya wacana interpelasi terhadap Pemerintah memunculkan distrust antara sebagian koalisi partai Politik di Parlemen.

"Implikasinya, semangat kebersamaan dalam memajukan kepentingan bagsa menjadi terhambat akibat sulitnya membangun rasa saling percaya," ujarnya.

Hal lain yang diprediksi akan mempengaruhi adalah tiga partai besar yaitu PDI Perjuangan, Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional yang akan mengadakan Kongres Nasional di tahun 2015.

Tentunya, sambung dia, hasil dari Kongres 3 partai besar ini akan sangat menentukan arah perjalanan ketiga partai tersebut dan menentukan peta politik nasional di tahun 2015.

"Walaupun akan sangat sulit memprediksi hasil dari kongres ketiga partai tersebut," pungkas Hasanuddin.