Produsen otomotif terbesar dunia ini akan membolehkan penggunaan bebas royalti dari 5.680 lisensi paten, terdiri dari 1.970 paten berkaitan dengan tumpukan sel bahan bakar dan 3.350 paten berkaitan dengan teknologi kendali sistem sel bahan bakar.

Toyota juga mengatakan pembebasan lisensi paten ini akan termasuk sekitar 290 item yang berkaitan dengan tangki hidrogen tekanan tinggi.

Lisensi bebas biasa ini akan dibolehkan melalui priode pengenalan pasar perdana dari kendaraan sel bahan bakar (FCV) yang diperkirakan perusahaan akan berlaku sampai sekitar 2020.

Toyota juga akan membuat sekitar 70 lisensi paten yang berkaitan dengan tempat pengisian bahan bakar hidrogen --ekuivalen dengan tempat gas untuk kendaraan berpembakaran internal yang vital bagi pengemudi-- dibebaskan untuk para pabrikan dan operator.

"Dengan membolehkan penggunaan bebas royalti lisensi-lisensi paten yang berkaitan dengan FCV, Toyota akan selangkah di depan dalam mempromosikan penggunaan massal kendaraan FCV dan secara aktif memberi sumbangsih bagi realisasi masyarakat berbasis hidrogen," kata Toyota.

Langkah ini ditempuh setelah bulan lalu Toyota mengenalkan kendaraan sel bahan bakar pertama di dunia yang dirilis ke pasar, di Jepang. Mobil itu bernama sedan empat pintu Mirai.

Mirai yang berarti "masa depan" akan dijual di AS dan sejumlah negara Eropa termasuk Inggris, Jerman dan Denmark pada 2015, kata Toyota.

Toyota berharap bisa menjual lebih dari 3.000 unit Mirai sampai akhir 2017 di Amerika Serikat dan lebih dari 100 unit per tahun di Eropa.

Mobil sel bahan bakar dipandang sebagai primadona mobil ramah lingkungan karena dinyawai oleh reaksi kimia hidrogen dan oksigen, yang tak menghasilkan satu pun zat beracun selain air pada masa penggunaan.

Namun batas tempuh dan masalah ketersediaan stasiun pengisian bahan bakarnya telah mengganggu pengembangan mobil sel bahan bakar dan sepupunya, mobil listrik, yang disebut para pakar lingkungan bisa memainkan peran vital dalam memangkas emisi gas rumah kaca dan memperlambat pemanasan global.

Mirai bisa menempuh jarak paling jauh 650 kilometer tanpa pengisian kembali bahan bakar, atau tiga kali lebih jauh dari daya tempuh mobil listrik, dan tangki bahan bakarnya bisa diisi dalam waktu sekita satu menit seperti pada kendaraan-kendaraan berbahan bakar bensin, demikian Toyota seperti dikutip Reuters.