Hamdan Zoelva Dukung Dibentuknya Komite Etik KPK
Jumat, 23 Januari 2015 8:34 WIB
Ketua KPK Abraham Samad (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma)
"Saya kira perlu diteliti lebih dalam untuk memastikan apakah peristiwa itu terjadi, dan apakah terjadi pelanggaran etik di dalamnya, perlu juga dibentuk komite etik terlebih dulu, karena informasi sekarang sudah sangat simpang siur," kata Hamdan saat ditemui setelah menghadiri acara silaturahmi Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Jakarta, Kamis (22/1) malam.
Ia mengatakan pembentukan komite etik diperlukan untuk mengembalikan wibawa dan marwah KPK sebagai institusi penegak hukum yang dihormati.
Menurut dia, pembentukan komite etik merupakan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan simpang siurnya informasi dugaan penyalahgunaan wewenang dan politisasi KPK oleh Abraham Samad.
Penyelesaian dugaan itu, ujar dia, harus menggunakan jalur yang benar dan kredibel agar masalah tersebut jelas kebenarannya.
"Saya kira ini satu-satunya jalan biar orang tidak menduga-duga, tidak muncul rumor kemana-mana dan muncul foto yang macam-macam. Jadi lebih baik sekalian ditempuh jalur yang benar, resmi dan kredibel dan itu sangat penting," tutur dia.
Terkait perlu tidaknya Abraham melaporkan tuduhan tersebut ke polisi, Hamdan berpendapat hal tersebut dikembalikan kepada Abraham jika memang merasa menemukan unsur fitnah.
"Jika memang dirasa tidak benar, melaporkan ke polisi memang penting dilakukan untuk menjaga martabat pribadinya, tapi itu masalah pribadi terserah maunya apa," kata dia.
Sementara Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya menegaskan bahwa artikel di kolom publik Kompasiana berjudul "Rumah Kaca Abraham Samad" yang menceritakan bahwa Abraham mengajak sejumlah politisi PDIP untuk bertemu sebanyak enam kali sebelum kontestasi Pilpres 2014 berlangsung merupakan suatu kebenaran.
Hasto menuding Abraham menawarkan kepada PDIP akan mengamankan kasus politikus PDIP Emir Moeis agar ditawarkan "jalan" menjadi pendamping Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon wakil presiden.
Ia mengatakan pembentukan komite etik diperlukan untuk mengembalikan wibawa dan marwah KPK sebagai institusi penegak hukum yang dihormati.
Menurut dia, pembentukan komite etik merupakan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan simpang siurnya informasi dugaan penyalahgunaan wewenang dan politisasi KPK oleh Abraham Samad.
Penyelesaian dugaan itu, ujar dia, harus menggunakan jalur yang benar dan kredibel agar masalah tersebut jelas kebenarannya.
"Saya kira ini satu-satunya jalan biar orang tidak menduga-duga, tidak muncul rumor kemana-mana dan muncul foto yang macam-macam. Jadi lebih baik sekalian ditempuh jalur yang benar, resmi dan kredibel dan itu sangat penting," tutur dia.
Terkait perlu tidaknya Abraham melaporkan tuduhan tersebut ke polisi, Hamdan berpendapat hal tersebut dikembalikan kepada Abraham jika memang merasa menemukan unsur fitnah.
"Jika memang dirasa tidak benar, melaporkan ke polisi memang penting dilakukan untuk menjaga martabat pribadinya, tapi itu masalah pribadi terserah maunya apa," kata dia.
Sementara Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya menegaskan bahwa artikel di kolom publik Kompasiana berjudul "Rumah Kaca Abraham Samad" yang menceritakan bahwa Abraham mengajak sejumlah politisi PDIP untuk bertemu sebanyak enam kali sebelum kontestasi Pilpres 2014 berlangsung merupakan suatu kebenaran.
Hasto menuding Abraham menawarkan kepada PDIP akan mengamankan kasus politikus PDIP Emir Moeis agar ditawarkan "jalan" menjadi pendamping Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon wakil presiden.
Pewarta : -Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Hamdan Zoelva sebut konflik konstitusional soal PPHN munculkan tanda tanya
14 September 2021 13:16 WIB, 2021
Hamdan Zoelva: Pandemi COVID-19 tidak bisa jadi alasan tunda Pemilu 2024
24 August 2021 12:37 WIB, 2021
KPK periksa Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva Terkait Kasus Akil Mochtar
02 November 2016 11:38 WIB, 2016
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017