Aneka Kuliner dan Buah Keberuntungan dalam Perayaan Imlek
Kamis, 19 Februari 2015 14:00 WIB
Ilustrasi--Umat Budha membawa sesajian berupa buah-buahan dan makanan di Viara Budha Dharma Bhakti, Banda Aceh, Rabu (11/2). Membawa buah-buahan dan makanan pada kegiatan sembahyang akhir tahun Imlek tersebut bermakna sebagai ungkapan rasa syukur ata
Ikan menjadi salah satu sajian khas di setiap keluarga pada perayaan tahun baru Tiongkok, kata juru masak sebuah restoran Yang Yu, di Beijing, Kamis.
Selain tampilan, cara penyajian, dan cita rasa yang lezat, makna keberuntungan dari kuliner yang ditampilkan, juga menjadi hal penting dalam perayaan tahun baru Tiongkok.
Ikan dalam bahasa Mandarin memiliki pengucapan yang sama dengan kata surplus dalam bahasa yang sama. "Sehingga menyajikan ikan, sama dengan berharap keberuntungan yang berlipat di tahun mendatang," katanya.
Makanan khas lainnya adalah beras ketan yang disajikan dalam beragam bentuk dan rasa nian gao. Pengucapan kata nian gao dalam bahasa Mandarin sama dengan kata lain yang berarti berlebih, keberuntungan yang berlebih.
Ada yang membentuk nian gao berupa ikan, dengan harapan mendapat keberuntungan yang lebih di tahun baru.
Sajian lain yang tak ketinggalan adalah aneka tumis sayuran.
Menurut laman kebudayaan Tiongkok, sebagian makanan berbahan sayur yang disajikan dan dikonsumsi saat perayaan Tahun Baru Tiongkok, disebut jai.
Komposisi dari jai juga memiliki makna masing-masing semisal biji teratai, simbol banyak anak laki-laki, atau tunas bambu yang melambangkan harapan kebaikan di tahun yang baru.
Selain sayuran dan ikan, buah-buahan tertentu juga menyimbolkan hal positif dalam perayaan tahun baru Tiongkok seperti jeruk yang menyimbolkan kebahagiaan dan keberlimpahan.
Jika nyonya rumah memberikan jeruk lengkap dengan batang dan daunnya, bermakna persahabatan yang dijalin diharapkan akan langgeng.
"Semoga pertemanan kita berlanjut," kata Liu Zhun, sambil memberikan satu buah jeruk, lengkap dengan batang dan daunnya, kepada Antara, sesaat sebelum dia terbang ke Bali, merayakan tahun baru bersama ibu, tante dan sahabatnya.
Buah lain yang biasa disajikan saat perayaan tahun baru Tiongkok adalah anggur, dan pomelo yang melambangkan keberuntungan, kesejahteraan, kemakmuran, dan kesuburan.
Selain tampilan, cara penyajian, dan cita rasa yang lezat, makna keberuntungan dari kuliner yang ditampilkan, juga menjadi hal penting dalam perayaan tahun baru Tiongkok.
Ikan dalam bahasa Mandarin memiliki pengucapan yang sama dengan kata surplus dalam bahasa yang sama. "Sehingga menyajikan ikan, sama dengan berharap keberuntungan yang berlipat di tahun mendatang," katanya.
Makanan khas lainnya adalah beras ketan yang disajikan dalam beragam bentuk dan rasa nian gao. Pengucapan kata nian gao dalam bahasa Mandarin sama dengan kata lain yang berarti berlebih, keberuntungan yang berlebih.
Ada yang membentuk nian gao berupa ikan, dengan harapan mendapat keberuntungan yang lebih di tahun baru.
Sajian lain yang tak ketinggalan adalah aneka tumis sayuran.
Menurut laman kebudayaan Tiongkok, sebagian makanan berbahan sayur yang disajikan dan dikonsumsi saat perayaan Tahun Baru Tiongkok, disebut jai.
Komposisi dari jai juga memiliki makna masing-masing semisal biji teratai, simbol banyak anak laki-laki, atau tunas bambu yang melambangkan harapan kebaikan di tahun yang baru.
Selain sayuran dan ikan, buah-buahan tertentu juga menyimbolkan hal positif dalam perayaan tahun baru Tiongkok seperti jeruk yang menyimbolkan kebahagiaan dan keberlimpahan.
Jika nyonya rumah memberikan jeruk lengkap dengan batang dan daunnya, bermakna persahabatan yang dijalin diharapkan akan langgeng.
"Semoga pertemanan kita berlanjut," kata Liu Zhun, sambil memberikan satu buah jeruk, lengkap dengan batang dan daunnya, kepada Antara, sesaat sebelum dia terbang ke Bali, merayakan tahun baru bersama ibu, tante dan sahabatnya.
Buah lain yang biasa disajikan saat perayaan tahun baru Tiongkok adalah anggur, dan pomelo yang melambangkan keberuntungan, kesejahteraan, kemakmuran, dan kesuburan.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pelaku kuliner: Lebih praktis gunakan cabai kering dan bawang merah pasta
17 November 2024 15:49 WIB
Kisah Warung Makan Selera Jenderal di Demak, berawal dari celetukan pelanggan
31 October 2024 10:27 WIB
Omar Niode Foundation ajak penikmat kuliner kenali makanan tradisional melalui buku
16 July 2024 6:17 WIB
Terpopuler - Unik
Lihat Juga
Sejak dikatakan Megawati Kalau Diam Wajah nya Seram,Bambang kini Sering Proaktif
13 August 2015 15:57 WIB, 2015