Mahasiswa Ubaya Ciptakan Komik Digital Legenda Bromo
Rabu, 25 Februari 2015 13:56 WIB
"Saya tertarik dengan legenda Jaka Seger dan Rara Anteng yang disingkat Tengger (nama suku di kawasan Bromo), karena saya memang berasal dari Probolinggo," katanya di kampus Unbaya, Rabu.
Mahasiswa Program Studi Multimedia pada Fakultas Teknik di Ubaya itu menjelaskan dirinya tertarik mengangkat cerita rakyat ke dalam komik digital agar generasi muda tidak hanya menggemari komik asing, seperti Manga.
"Saya sudah uji coba komik digital Legenda Bromo itu kepada 30-an siswa SMA pada dua sekolah di Surabaya, ternyata mereka suka, apalagi ada unsur animasi (gerak), meski tidak banyak," katanya.
Selain itu, dirinya juga memasukkan beberapa tampilan interaktif, seperti untuk melanjutkan cerita atau membaca teks cerita harus disentuh pada simbol tertentu, lalu ada tombol "Bagian" untuk memilih adegan secara melompat.
"Untuk pengenalan, saya juga menampilkan tombol Bantuan dan Kredit. Tombol Bantuan itu merupakan panduan cara penggunaan aplikasi, sedangkan tombol Kredit untuk profil pembuat cerita," katanya.
Dalam pembuatan motion comic yang menghabiskan waktu tiga bulan pengerjaan itu, Rudhi yang kelahiran Probolinggo pada 1991 itu menggunakan program Adobe Flash.
"Dengan menggunakan format .apk memang tidak semua Android dapat mengakses comic motion buatan saya, karena itu syarat Android adalah RAM minimal 1 giga, prosesor 1,6 giga Hz, serta space memory 60 mega," katanya.
Ditanya rencana komersialisasi karya ciptaannya yang berdurasi 10 menit lebih (16 halaman) itu, ia mengaku belum berpikir ke arah sana, namun peluang ke arah sana sangat memungkinkan.
"Yang jelas, saya memang ingin mempublikasikan cerita rakyat melalui teknologi agar masyarakat tidak hanya datang ke Gunung Bromo, tapi tidak tahu apa-apa atau hanya berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, buku cerita, dan film pendek," katanya.
Rudhi mengangkat kisah lahirnya Roro Anteng sampai bertemu Jaka Seger, lalu keduanya menikah dan karena lama tidak dikaruniai anak, maka mereka berdua berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa untuk dikaruniai anak.
"Dalam doanya, mereka berjanji akan mempersembahkan salah satu keturunannya untuk Gunung Bromo. Anak ke-25 bernama Jaya Kusuma terlahir dengan sangat sempurna dibandingkan dengan saudara lainnya dan mereka harus menepati janji untuk menyerahkan Jaya Kusuma kepada Yang Kuasa," katanya.
Mahasiswa Program Studi Multimedia pada Fakultas Teknik di Ubaya itu menjelaskan dirinya tertarik mengangkat cerita rakyat ke dalam komik digital agar generasi muda tidak hanya menggemari komik asing, seperti Manga.
"Saya sudah uji coba komik digital Legenda Bromo itu kepada 30-an siswa SMA pada dua sekolah di Surabaya, ternyata mereka suka, apalagi ada unsur animasi (gerak), meski tidak banyak," katanya.
Selain itu, dirinya juga memasukkan beberapa tampilan interaktif, seperti untuk melanjutkan cerita atau membaca teks cerita harus disentuh pada simbol tertentu, lalu ada tombol "Bagian" untuk memilih adegan secara melompat.
"Untuk pengenalan, saya juga menampilkan tombol Bantuan dan Kredit. Tombol Bantuan itu merupakan panduan cara penggunaan aplikasi, sedangkan tombol Kredit untuk profil pembuat cerita," katanya.
Dalam pembuatan motion comic yang menghabiskan waktu tiga bulan pengerjaan itu, Rudhi yang kelahiran Probolinggo pada 1991 itu menggunakan program Adobe Flash.
"Dengan menggunakan format .apk memang tidak semua Android dapat mengakses comic motion buatan saya, karena itu syarat Android adalah RAM minimal 1 giga, prosesor 1,6 giga Hz, serta space memory 60 mega," katanya.
Ditanya rencana komersialisasi karya ciptaannya yang berdurasi 10 menit lebih (16 halaman) itu, ia mengaku belum berpikir ke arah sana, namun peluang ke arah sana sangat memungkinkan.
"Yang jelas, saya memang ingin mempublikasikan cerita rakyat melalui teknologi agar masyarakat tidak hanya datang ke Gunung Bromo, tapi tidak tahu apa-apa atau hanya berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, buku cerita, dan film pendek," katanya.
Rudhi mengangkat kisah lahirnya Roro Anteng sampai bertemu Jaka Seger, lalu keduanya menikah dan karena lama tidak dikaruniai anak, maka mereka berdua berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa untuk dikaruniai anak.
"Dalam doanya, mereka berjanji akan mempersembahkan salah satu keturunannya untuk Gunung Bromo. Anak ke-25 bernama Jaya Kusuma terlahir dengan sangat sempurna dibandingkan dengan saudara lainnya dan mereka harus menepati janji untuk menyerahkan Jaya Kusuma kepada Yang Kuasa," katanya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Menristekdikti: Program "Sarjana masuk desa" Berikan Inovasi Pertanian dan Peternakan
31 January 2017 15:33 WIB, 2017
Pagelaran Wayang Kulit, PDIP Ingin Masyarakat Jakarta Junjung Tinggi Kebhinekaan
29 January 2017 7:05 WIB, 2017
Presiden ingin Sekolah Wajibkan Murid ikut Kegiatan Luar dalam Ekstrakulikuler
26 January 2017 12:50 WIB, 2017
Presiden: Kartu Indonesia Pintar yang akan Dibagikan pada 2017 Sebanyak 19 Juta
26 January 2017 12:02 WIB, 2017
Kemendikbud tidak hanya Menghabiskan Uang, tetapi bisa Menghasilkan Uang, Kata Muhajir
24 January 2017 11:23 WIB, 2017
Mendikbud: Pengalihan Penyelenggaraan SMA/SMK ke Provinsi Diperbaiki
17 January 2017 14:52 WIB, 2017
Nilai-Nilai Kebhinekaan perlu Dipelihara dan Dikembangkan seluruh Lembaga Pendidikan
17 January 2017 12:11 WIB, 2017
Menhub Ingin Pilot lulusan sarjana menambah Kedewasaan dan Wawasan Luas
13 January 2017 18:05 WIB, 2017