Pagelaran Wayang Kulit, PDIP Ingin Masyarakat Jakarta Junjung Tinggi Kebhinekaan
Minggu, 29 Januari 2017 07:05 WIB
"Wayang kulit adalah warisan budaya asli Indonesia yang sudah diakui dunia melalui lembaga di PBB yakni Unesco," kata Djarot Saiful Hidayat dalam sambutannya menjelang dimulainya pagelaran wayang kulit di halaman parkir kantor DPP PDI Perjuangan, di Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu malam.
DPP PDI Perjuangan menyelenggarakan pagelaran wayang kulit degan lakon "Semar Bangun Canda Saptaharga" dengan dalang Ki Seno Nugroho.
Hadir pada pagelaran wayang kuit tersebut antara lain, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, sejumlah anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, serta sejumlah kepala daerah dari PDI Perjuangan.
Menurut Djarot, wayang kulit adalah warisan budaya asli Indonesia, yang meskipun awalnya dikembangkan di Pulau Jawa, tapi diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Pada peringatan ulang tahun ke-44 PDI Perjuangan sekaligus menjelang pilkada serentak di DKI Jakarta, menurut Djarot, PDI Perjuangan menggelar pagelaran wayang kulit maupun wayang golek.
"Pada malam hari ini bertepatan dengan ulang tahun Imlek, PDI Perjuangan menggelar pagelaran wayang kulit di halaman parkir kantor DPP PDI Perjuangan," katanya.
Sepekan sebelumnya, kata dia, PDI Perjuangan juga menggelar pagelaran wayag kulit di Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta, tapi ada yang memasang spanduk penolakan.
"Namun, ketika pada hari H pagelaran wayang kulit, masyarakat setempat berbondong-bondong datang memenuhi lapangan untuk menonton," katanya.
Menurut Djarot, hal ini menunjukkan bahwa wayang kulit yang merupakan warisan budaya asli Indonesia, memang disukai masyarakat Indonesia.
Pewarta : Riza Harahap
Editor:
Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024