Direktur Astra Otoparts Tbk Robby Sani dalam siaran pers di Jakarta, mengemukakan bahwa peningkatan pendapatan itu dipicu dari segmen "trading" yang berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 16,14 persen menjadi Rp5,05 triliun didorong adanya peningkatan permintaan dari pasar suku cadang pengganti dan ekspor.

Ia menambahkan bahwa untuk segmen manufaktur mencatat peningkatan pendapatan sebesar 13,40 persen menjadi Rp7,20 triliun sehubungan dengan adanya pengakuisisian perusahaan baru, Pakoakuina, di mana pada tahun 2013 hanya tercatat selama delapan bulan, sedangkan tahun 2014 tercatat penuh dan didukung oleh pertumbuhan industri otomotif.

Kendati demikian, lanjut dia, meski ada peningkatan pendapatan, tetapi laba bersih mengalami penurunan dikarenakan adanya kenaikan biaya material yang disebabkan oleh pelemahan mata uang rupiah dan upah karyawan yang tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada pelanggan.

"Laba bersih mengalami penurunan sebesar 8,05 persen pada 2014 menjadi Rp871,66 miliar dibandingkan tahun 2013 senilai Rp948,01 miliar," paparnya.

Pada 2014, ia mengemukakan bahwa perseroan telah melakukan beberapa aksi korporasi di antaranya pendirian PT Aisin Indonesia Automotive oleh PT Aisin Indonesia pada Maret 2014 untuk memproduksi "engine parts & body parts" (water/oil pump, timing chain cover, power seat motor, power slide door system) untuk kendaraan roda empat.

Lalu, pendirian PT Advics Manufacturing Indonesia pada bulan Juni 2014, yang merupakan perusahaan patungan antara PT Aisin Indonesia dengan PT Advics Indonesia, untuk memproduksi "brake system" kendaraan bermotor.

Kemudian, peresmian PT MetalArt Astra Indonesia di Karawang pada bulan Oktober 2014, yang memproduksi "forging parts" untuk pasar pabrikan kendaraan roda empat seperti "crankshaft", "conneting rod", "propeller shaft", dan "yoke".