Hizbullah Kutuk Koalisi Pimpinan Saudi
Sabtu, 28 Maret 2015 10:46 WIB
Hassan Nasrallah (REUTERS)
Nasrallah mendesak semua pihak "kembali ke pembicaraan dan cara lain politik" di negara yang dicabik perang itu.
Pada pidato yang ditayangkan televisi, Nasrallah mengecam serangan udara pimpinan Saudi terhadap Houthi, lapor Xinhua. "Setiap serangan darat akan berakhir dalam kegagalan."
Ia juga menuduh negara Teluk menutup mata terhadap penderitaan rakyat Palestina dan mendanai ISIS.
Koalisi Arab pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara terhadap pejuang Houthi, Rabu malam lalu, dalam upaya memulihkan kekuasaan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi di negeri itu.
Hizbullah kini terlibat aktif dalam kemelut di negara tetangga Lebanon, Suriah, dengan membantu pemerintah Suriah menghadapi perlawanan, dan di Irak dengan ikut memerangi kelompok fanatik.
Aksi perlawanan Houthi selama berbulan-bulan di Yaman meningkat menjadi konflik regional ketika koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara terhadap wilayah yang dikuasai gerilyawan.
Hizbullah tegas mengecam operasi tersebut dan menyebutnya "tidak adil" serta "tidak sah".
"Hak rakyatlah yang tertindas," kata Nasrallah.
Pada pidato yang ditayangkan televisi, Nasrallah mengecam serangan udara pimpinan Saudi terhadap Houthi, lapor Xinhua. "Setiap serangan darat akan berakhir dalam kegagalan."
Ia juga menuduh negara Teluk menutup mata terhadap penderitaan rakyat Palestina dan mendanai ISIS.
Koalisi Arab pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara terhadap pejuang Houthi, Rabu malam lalu, dalam upaya memulihkan kekuasaan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi di negeri itu.
Hizbullah kini terlibat aktif dalam kemelut di negara tetangga Lebanon, Suriah, dengan membantu pemerintah Suriah menghadapi perlawanan, dan di Irak dengan ikut memerangi kelompok fanatik.
Aksi perlawanan Houthi selama berbulan-bulan di Yaman meningkat menjadi konflik regional ketika koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara terhadap wilayah yang dikuasai gerilyawan.
Hizbullah tegas mengecam operasi tersebut dan menyebutnya "tidak adil" serta "tidak sah".
"Hak rakyatlah yang tertindas," kata Nasrallah.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017