Wamenlu: KAA akan Dimanfaatkan untuk Diplomasi Ekonomi Indonesia
Senin, 30 Maret 2015 17:01 WIB
Wakil Menteri Luar Negeri, AM Fachir, mengatakan pemerintah akan memanfaatkan Konferensi Asia Afrika untuk melakukan diplomasi ekonomi. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
"Sejak awal ketika kami diberi arahan oleh Presiden termasuk dalam rapat kerja, dikatakan bahwa KAA adalah momentum. Momentum itu tidak perlu ditunggu, tetapi harus diciptakan. KAA ini kita manfaatkan untuk diplomasi ekonomi Indonesia," katanya di Jakarta, Senin.
"Sebenarnya kita melakukan pendekatan dengan dua cara pendekatan, salah satunya get real business, baik di bidang investasi, pembangunan, maupun perdagangan," tambah dia.
Ia mengatakan Kelompok Kerja Penguatan Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri juga sedang mengidentifikasi berbagai isu dan perjanjian ekonomi yang tertunda atau terhambat realisasinya.
"Kami mencoba menggerakkan. Kami meminta angka-angka target kepada teman-teman perwakilan. Lalu melihat MoU (nota kesepahaman) dan perjanjian yang hanya di atas kertas. Kita lihat lagi mana yang benar-benar bisa direalisasikan," jelas dia.
"Jadi, sekarang kita mengejar para perwakilan kita di luar negeri untuk menindaklanjuti berbagai pending issue dan merealisasikan MoU yang belum ditindaklanjuti," kata Fachir, yang juga adalah Ketua Nasional Kelompok Kerja Penguatan Diplomasi Ekonomi.
Kelompok Kerja Penguatan Diplomasi Ekonomi akan mencari faktor-faktor penghambat pelaksanaan nota kesepahaman atau perjanjian kerja sama bidang ekonomi dan mencari solusi untuk mengatasinya.
"Jadi kita mencari bottle neck-nya dimana. Apakah itu di pemerintah daerah, apakah di peraturan. Itu baru yang pending (tertunda). Kami juga akan mengidentifikasi hambatan dalam kerja sama yang on going (sedang dalam proses)," kata dia.
Ketua Harian Pokja Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri Ngurah Swajaya mengatakan kelompok kerja itu akan berkoordinasi dengan 132 perwakilan pemerintah di luar negeri dalam melaksanakan fungsi diplomasi ekonomi.
"Pokja Diplomasi Ekonomi ini bertugas membantu efektivitas dan efisiensi pelaksanaan promosi perdagangan, pariwisata, dan investasi Indonesia di seluruh dunia. Kami juga mengidentifikasi berbagai isu yang pending (tertunda). Kami melakukan ini bersama satuan kerja terkait untuk bisa merealisasikan perjanjian kerja sama yang tertunda," jelasnya.
"Sebenarnya kita melakukan pendekatan dengan dua cara pendekatan, salah satunya get real business, baik di bidang investasi, pembangunan, maupun perdagangan," tambah dia.
Ia mengatakan Kelompok Kerja Penguatan Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri juga sedang mengidentifikasi berbagai isu dan perjanjian ekonomi yang tertunda atau terhambat realisasinya.
"Kami mencoba menggerakkan. Kami meminta angka-angka target kepada teman-teman perwakilan. Lalu melihat MoU (nota kesepahaman) dan perjanjian yang hanya di atas kertas. Kita lihat lagi mana yang benar-benar bisa direalisasikan," jelas dia.
"Jadi, sekarang kita mengejar para perwakilan kita di luar negeri untuk menindaklanjuti berbagai pending issue dan merealisasikan MoU yang belum ditindaklanjuti," kata Fachir, yang juga adalah Ketua Nasional Kelompok Kerja Penguatan Diplomasi Ekonomi.
Kelompok Kerja Penguatan Diplomasi Ekonomi akan mencari faktor-faktor penghambat pelaksanaan nota kesepahaman atau perjanjian kerja sama bidang ekonomi dan mencari solusi untuk mengatasinya.
"Jadi kita mencari bottle neck-nya dimana. Apakah itu di pemerintah daerah, apakah di peraturan. Itu baru yang pending (tertunda). Kami juga akan mengidentifikasi hambatan dalam kerja sama yang on going (sedang dalam proses)," kata dia.
Ketua Harian Pokja Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri Ngurah Swajaya mengatakan kelompok kerja itu akan berkoordinasi dengan 132 perwakilan pemerintah di luar negeri dalam melaksanakan fungsi diplomasi ekonomi.
"Pokja Diplomasi Ekonomi ini bertugas membantu efektivitas dan efisiensi pelaksanaan promosi perdagangan, pariwisata, dan investasi Indonesia di seluruh dunia. Kami juga mengidentifikasi berbagai isu yang pending (tertunda). Kami melakukan ini bersama satuan kerja terkait untuk bisa merealisasikan perjanjian kerja sama yang tertunda," jelasnya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Menag Harap Lewat KAA Dapat Dirumuskan Agar Perdamaian di Timteng Tanpa Gunakan Senjata
23 April 2015 10:00 WIB, 2015
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017