"Jangan mengeluh, waktu terus berjalan, daripada mengeluh lebih baik gali bakat anak itu apa," kata Ferina kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis malam.

Ferina mengatakan, anak dengan autisme memiliki kemampuan atau bakat-bakat yang seharusnya mampu orang tua gali.

"Banyak sekali banyak anak dan kita fokus pada bakat yang dimiliki anak. Ada yang melukis, musik gitar, menulis, anak saya bakatnya di memasak, suka banget bikin kue," kata dia yang juga memiliki anak dengan autisme itu.

Bakat-bakat ini, menurut dia, dapat menjadi bekal agar anak dapat hidup mandiri.

"Kita harus menggali talent mereka supaya bisa mandiri," kata Ferina yang aktif di Yayasan Autisme Indonesia (YAI) itu.

"Jangan sepenuhnya menyerahkan pada terapis. Kita harus medaftar kemampuan apa saja yang sudah anak miliki, mana yang belum, sudah mencapai target atau belum. Kalau belum mencapai target ya sudah, kita fokus pada kemampuan yang dia paling maksimal di situ," tambah dia.

Ferina saat ini memiliki satu putra yang terdiagnosa mengalami gejala autisme.

"Sejak bayi dia keliatan beda. Keterlambatan bicara, hiperaktif, dari situ saya mencari tahu kok beda dengan kakaknya," kata dia.

Dia mengaku, sejak mengetahui anaknya terdiagnosa autisme 20 tahun lalu, dirinya pun rela berhenti dari kesibukannya di dunia hiburan tanah air.

"20 tahun lalu. Makanya saya berhenti dari pekerjaan," kata dia.