1.400 Tewas, Ribuan Orang Masih Terjebak Gempa Dahsyat di Nepal
Minggu, 26 April 2015 10:31 WIB
Warga setempat mengamati dampak kerusakan akibat gempa dahsyat di Kathmandu, Nepal. (Navesh Chitrakar/Reuters)
Gempa bumi ini dahsyat karena berpusat di darat sekitar 80 km sebelah timur kota kedua terbesar di Nepal, Pokhara. Menurut Reuter, gempa ini menjadi sangat mematikan karena episentrumnya dangkal.
Wilayah-wilayah di sekitar Kathmandu ambruk menjadi puing-puing, sedangkan operasi penyelamatan masih belum dimulai di beberapa daerah terpencil.
Di antara landmark-landmark ibu kota yang hancur karena gempa adalah Menara Dharahara setinggi 60 meter yang dibangun pada 1832 untuk Ratu Nepal, dengan dilengkapi balkon penerawang yang terbuka untuk wisawatan dalam 10 tahun terakhir.
Stempel bergerigi setinggi 10 meter kini tinggal seperti bangunan menara suar. Setelah mayat-mayat ditarik dari puing-puing, seorang polisi mengatakan 200 orang masih terperangkap di dalam bangunan yang runtuh.
Di penjuru kota berpenduduk 1 juta orang, para penyelamat menggaruk bangunan-bangunan hancur yang di antaranya merupakan kuil-kuil kuno Hindu dari kayu.
"Saya bisa menyaksikan tiga jenazah biksu terperangkap di dalam reruntuhan gedung di dekat sebuah biara," kata turis India Devyani Pant kepada Reuters. "Kami berusaha menarik jenazah-jenazah itu keluar dan mencari mereka yang terperangkap."
Di negara tetangga India di mana 44 orang tewas akibat gempa dan gempa susulan, adalah yang pertama yang merespon permintaan bantuan dari Nepal dengan mengirimkan pesawat militer memuat peralatan medis dan tim penyelamat.
Kedutaan besar India di Nepal mengatakan 285 orang Pasukan Tanggap Bencana Nasional telah dikirimkan untuk membantu tentara Nepal dalam upaya penyelamatan.
Sedangkan organisasi-organisasi bantuan telah menyiagakan stafnya untuk pergi ke Nepal dengan suplai untuk menyediakan air bersih, sanitasi dan makanan darurat, sedangkan Amerika Serikat, Inggris dan Pakistan menjadi di antara negara yang menyediakan pakar-pakar pencarian dan bantuan, demikian Reuters.
Wilayah-wilayah di sekitar Kathmandu ambruk menjadi puing-puing, sedangkan operasi penyelamatan masih belum dimulai di beberapa daerah terpencil.
Di antara landmark-landmark ibu kota yang hancur karena gempa adalah Menara Dharahara setinggi 60 meter yang dibangun pada 1832 untuk Ratu Nepal, dengan dilengkapi balkon penerawang yang terbuka untuk wisawatan dalam 10 tahun terakhir.
Stempel bergerigi setinggi 10 meter kini tinggal seperti bangunan menara suar. Setelah mayat-mayat ditarik dari puing-puing, seorang polisi mengatakan 200 orang masih terperangkap di dalam bangunan yang runtuh.
Di penjuru kota berpenduduk 1 juta orang, para penyelamat menggaruk bangunan-bangunan hancur yang di antaranya merupakan kuil-kuil kuno Hindu dari kayu.
"Saya bisa menyaksikan tiga jenazah biksu terperangkap di dalam reruntuhan gedung di dekat sebuah biara," kata turis India Devyani Pant kepada Reuters. "Kami berusaha menarik jenazah-jenazah itu keluar dan mencari mereka yang terperangkap."
Di negara tetangga India di mana 44 orang tewas akibat gempa dan gempa susulan, adalah yang pertama yang merespon permintaan bantuan dari Nepal dengan mengirimkan pesawat militer memuat peralatan medis dan tim penyelamat.
Kedutaan besar India di Nepal mengatakan 285 orang Pasukan Tanggap Bencana Nasional telah dikirimkan untuk membantu tentara Nepal dalam upaya penyelamatan.
Sedangkan organisasi-organisasi bantuan telah menyiagakan stafnya untuk pergi ke Nepal dengan suplai untuk menyediakan air bersih, sanitasi dan makanan darurat, sedangkan Amerika Serikat, Inggris dan Pakistan menjadi di antara negara yang menyediakan pakar-pakar pencarian dan bantuan, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Minibus pengangkut santri tabrak pembatas jalan di Tol Semarang-Solo, empat tewas
18 October 2024 16:00 WIB
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017