Latifah Anum Aktivis Vokal Papua akan Terima Penghargaan HAM Korsel
Selasa, 12 Mei 2015 11:28 WIB
"Iya, saya ditelepon pada pekan kemarin untuk menerima penghargaan dari The Gwangju Human Rigths Award tahun 2015," kata Latifah Anum Siregar, direktris AlDP di Jayapura, Papua, Selasa.
Mengenai kabar bahwa dirinya bakal menerima penghargaan dari The Gwangju Human Rigths Award yang dimulai sejak 2000 lalu itu, Anum, sapaan akrab Latifah Anum Siregar menjelaskan bahwa mulanya ia tidak tahu terkait informasi tersebut.
Namun, setelah rekan sesama aktivis LSM yakni Peongky Indarti dari Imparsial dan Nino Viartasiwi, mahasiswi S3 di Jepang pada Selasa pekan lalu meyakinkan hal tersebut.
"Semulanya, saya tidak tahu karena Nino Viartasiwi yang mahasiswa S3 Indonesia di Jepang dan Poengky Indarti dari Imparsial, yang beritahu," katanya.
"Saya ditelepon langsung. Yang menelepon dari mereka punya volenter dari Korea Selatan dan terus dia bilang, dijelaskan panjang lebar. Saya tidak percaya, ah ini serius? Dia bilang, iya bu serius," kata Anum mencoba menirukan pernyataan volunter dari The Gwangju Human Rigths Award.
Anum mengatakan bahwa pada Kamis pekan ini, ia akan segera berangkat ke Korea Selatan guna menghadiri dan menerima penghargaan yang pernah diberikan kepada Xanana Gusmau pejuang HAM dan presiden pertama Timor Leste pada 2000 dan Aung San Suu Kyi, pejuang demokrasi dan kebebasan berbicara dan pemimpin oposisi Myanmar pada 2004.
"Saya rencana berangkat pada 14 Mei 2015, karena penerimaan awardnya pada 18 Mei 2015," kata perempuan kelahiran Jayapura 28 September 1968 itu.
Ia mengatakan keberangkatannya ke Korea Selatan itu telah diurus oleh pihak penyelenggara, mulai dari paspor, visa dan hal lainnya. "Jadi sudah mereka langsung urus tiket, visa, apa semua langsung diurus," kata pengacara kawakan yang baru meraih gelar MH dari Universitas Cenderawasih Jayapura pada 2014.
Anak dari pasangan almarhum Amir Siregar dan almarhumah Yohana Latuperisa itu terkenal vokal untuk menyuarakan ketidak adilan yang terjadi di provinsi paling timur Indonesia itu.
Berbagai kasus politik atau makar pernah ia tangani sendiri maupun secara berkelompok, seperti kasus Almarhum Theys Hiyo Eluay, salah satu tokoh Papua Merdeka yang didakwa makar dan berhasil bebas dari tuntutannya.
Lalu, kasus teranyar yaitu Areki Wanimbo yang diberitakan dan dituduh membantu dua wartawan Prancis untuk meliput kegiatan separatis atau yang berseberangan dengan pemerintah di Tiom, Lanny Jaya.
Wanimbo ditangkap di Wamena dan diadili hingga mendapat putusan bebas.
Kemudian terakhir, Anum dan kawan-kawan mendampingi tujuh warga sipil Wamena yang dituduh membobol gudang senjata Kodim 1710 Wamena pada 2003 lalu.
Dua orang diantaranya meninggal saat menjalani hukuman 20 tahun penjara dan seumur hidup, sementara lima orang lainnya menerima grasi dari Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Lapas Abepura pada Sabtu pekan kemarin.
Mengenai kabar bahwa dirinya bakal menerima penghargaan dari The Gwangju Human Rigths Award yang dimulai sejak 2000 lalu itu, Anum, sapaan akrab Latifah Anum Siregar menjelaskan bahwa mulanya ia tidak tahu terkait informasi tersebut.
Namun, setelah rekan sesama aktivis LSM yakni Peongky Indarti dari Imparsial dan Nino Viartasiwi, mahasiswi S3 di Jepang pada Selasa pekan lalu meyakinkan hal tersebut.
"Semulanya, saya tidak tahu karena Nino Viartasiwi yang mahasiswa S3 Indonesia di Jepang dan Poengky Indarti dari Imparsial, yang beritahu," katanya.
"Saya ditelepon langsung. Yang menelepon dari mereka punya volenter dari Korea Selatan dan terus dia bilang, dijelaskan panjang lebar. Saya tidak percaya, ah ini serius? Dia bilang, iya bu serius," kata Anum mencoba menirukan pernyataan volunter dari The Gwangju Human Rigths Award.
Anum mengatakan bahwa pada Kamis pekan ini, ia akan segera berangkat ke Korea Selatan guna menghadiri dan menerima penghargaan yang pernah diberikan kepada Xanana Gusmau pejuang HAM dan presiden pertama Timor Leste pada 2000 dan Aung San Suu Kyi, pejuang demokrasi dan kebebasan berbicara dan pemimpin oposisi Myanmar pada 2004.
"Saya rencana berangkat pada 14 Mei 2015, karena penerimaan awardnya pada 18 Mei 2015," kata perempuan kelahiran Jayapura 28 September 1968 itu.
Ia mengatakan keberangkatannya ke Korea Selatan itu telah diurus oleh pihak penyelenggara, mulai dari paspor, visa dan hal lainnya. "Jadi sudah mereka langsung urus tiket, visa, apa semua langsung diurus," kata pengacara kawakan yang baru meraih gelar MH dari Universitas Cenderawasih Jayapura pada 2014.
Anak dari pasangan almarhum Amir Siregar dan almarhumah Yohana Latuperisa itu terkenal vokal untuk menyuarakan ketidak adilan yang terjadi di provinsi paling timur Indonesia itu.
Berbagai kasus politik atau makar pernah ia tangani sendiri maupun secara berkelompok, seperti kasus Almarhum Theys Hiyo Eluay, salah satu tokoh Papua Merdeka yang didakwa makar dan berhasil bebas dari tuntutannya.
Lalu, kasus teranyar yaitu Areki Wanimbo yang diberitakan dan dituduh membantu dua wartawan Prancis untuk meliput kegiatan separatis atau yang berseberangan dengan pemerintah di Tiom, Lanny Jaya.
Wanimbo ditangkap di Wamena dan diadili hingga mendapat putusan bebas.
Kemudian terakhir, Anum dan kawan-kawan mendampingi tujuh warga sipil Wamena yang dituduh membobol gudang senjata Kodim 1710 Wamena pada 2003 lalu.
Dua orang diantaranya meninggal saat menjalani hukuman 20 tahun penjara dan seumur hidup, sementara lima orang lainnya menerima grasi dari Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Lapas Abepura pada Sabtu pekan kemarin.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017