Pra-rekonstruksi Penelantaran Engeline Perankan 11 Adegan
Senin, 22 Juni 2015 13:12 WIB
Sejumlah siswa siswi SD Negeri 12 Sanur berdoa untuk Angeline di Kota Denpasar, Bali, Kamis (11/6). Angeline (8) yang bersekolah di SD Negeri 12 Sanur ditemukan tewas terkubur di belakang rumahnya setelah dilaporkan hilang sejak 16 Mei 2015. (ANTARA
Dari pantauan Antara di kediaman korban di Jalan Sedap Malam Nomor 26 Denpasar, Senin, tiga orang saksi itu yakni Frencky, Laurent dan Juliet yang tiba di tempat kejadian perkara sekitar pukul 10.00 WITA.
Kedatangan mereka didampingi petugas dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak(P2TP2A) Denpasar, Siti Sapurah.
Lima menit kemudian, tim identifikasi tiba di lokasi dan langsung memasuki rumah tersebut melalui pintu samping.
Sekitar pukul 11.15 WITA, ketiga saksi tersebut telah selesai menjalani rekonstruksi.
"Total kami melakukan 11 kali adegan," kata pendamping dari P2TP2A Denpasar, Siti Sapurah.
Sementara itu, salah seorang saksi, Frencky, mengaku bahwa dirinya menjalani 10 adegan penyiksaan yang diduga dilakukan oleh ibu angkat Engeline, Margriet Megawe.
Beberapa adegan itu digelar di kamar bagian atas dan di halaman belakang di dekat kandang ayam rumah tersebut.
"Pada adegan ketiga dia (Margriet) melakukan pemukulan dengan bambu. Itu dilakukan sekitar awal Maret 2015," ucapnya.
Penyiksaan tersebut, kata dia, dilakukan dengan cara memukul, menjambak dan menyeret bocah malang itu saat masa hidupnya.
Ketiga saksi yang berasal dari Balikpapan, Kalimantan Timur itu sempat tinggal di kediaman Margriet pada periode Desember 2014 hingga Maret 2015.
Usai menjalani rekonstruksi, ketiga saksi itu bersama dengan Siti Sapurah kemudian mendatangi Markas Polda Bali untuk menjalani pemeriksaan kedua kalinya guna melengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Kedatangan mereka didampingi petugas dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak(P2TP2A) Denpasar, Siti Sapurah.
Lima menit kemudian, tim identifikasi tiba di lokasi dan langsung memasuki rumah tersebut melalui pintu samping.
Sekitar pukul 11.15 WITA, ketiga saksi tersebut telah selesai menjalani rekonstruksi.
"Total kami melakukan 11 kali adegan," kata pendamping dari P2TP2A Denpasar, Siti Sapurah.
Sementara itu, salah seorang saksi, Frencky, mengaku bahwa dirinya menjalani 10 adegan penyiksaan yang diduga dilakukan oleh ibu angkat Engeline, Margriet Megawe.
Beberapa adegan itu digelar di kamar bagian atas dan di halaman belakang di dekat kandang ayam rumah tersebut.
"Pada adegan ketiga dia (Margriet) melakukan pemukulan dengan bambu. Itu dilakukan sekitar awal Maret 2015," ucapnya.
Penyiksaan tersebut, kata dia, dilakukan dengan cara memukul, menjambak dan menyeret bocah malang itu saat masa hidupnya.
Ketiga saksi yang berasal dari Balikpapan, Kalimantan Timur itu sempat tinggal di kediaman Margriet pada periode Desember 2014 hingga Maret 2015.
Usai menjalani rekonstruksi, ketiga saksi itu bersama dengan Siti Sapurah kemudian mendatangi Markas Polda Bali untuk menjalani pemeriksaan kedua kalinya guna melengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Polres Banyumas tetapkan tersangka kasus penelantaran dan pencurian
20 February 2019 16:15 WIB, 2019
Politisi Gerindra: Kalau tidak ada Penelantaran Anak maka tidak ada Kekerasan
03 April 2016 16:07 WIB, 2016
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
"Garis Bawahi Ya Hanya kamaludin yang Minta Uang,Patrialis tidak Pernah," kata Basuki
01 February 2017 18:16 WIB, 2017
Pengacara Minta Penyidik Menyelidiki Laporan agar Membongkar Kasus Rekayasa Antasari
01 February 2017 16:25 WIB, 2017