Dede Yusuf Minta BPOM Segera "Sweeping" Takjil Boraks
Rabu, 24 Juni 2015 12:34 WIB
Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
"Pertama, BPOM harus bergerak cepat memastikan akurasi informasi tersebut jangan simpang siur seperti isu beras plastik. Kedua jika sudah dipastikan barulah lakukan operasi karena mumpung masih awal Ramadan belum banyak yang mengonsumsinya, jangan sampai sudah mau akhir bulan puasa baru terungkap," ujar Dede, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu..
Menurut Dede yang juga Juru Bicara Partai Demokrat, dalam kondisi perekonomian yang lesu saat ini, dimana daya beli masyarakat menurun, sering kali ada oknum pedagang yang menghindari kerugian dengan cara menggunakan bahan pengawet dalam produk yang dijualnya supaya lebih tahan lama dan menghasilkan keuntungan.
"Selain menggunakan boraks masih ada juga pedagang menggunakan zat pewarna berbahaya untuk berbagai bahan kudapan puasa seperti kolangkaling, rumput laut dan agar-agar," katanya.
Fenomena masih adanya makanan tidak sehat, menurut Dede mencerminkan kurangnya sosialisasi dan pendampingan pemerintah terhadap masyarakat, baik pembeli maupun penjual.
Maka dari itu Dede berpendapat terhadap para pedagang kecil yang seperti itu BPOM jangan hanya sebatas menyita produk, melainkan harus melakukan sosialisasi dan pembinaan berkelanjutan.
"Bagaimanapun tidak hanya masyarakat yang harus diselamatkan dari makanan berbahaya, tapi para pedagang kecil harus diadvokasi dengan sosialisasi dan penyuluhan terus menerus. BPOM jangan cuma jadi pemadam kebakaran yang bertindak setelah kejadian," terang mantan Wakil Gubernur Jawa Barat ini.
Sebelumnya diberitakan, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), meminta masyarakat agar mewaspadai makanan mengandung boraks, terutama pada makanan buka puasa yang dijual di pasar.
"Ciri makanan yang mengandung boraks terlihat lebih segar dan cerah serta ketika dimakan terasa kenyal," kata Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi BPOM, Hilda Murni, Jumat (19/6/2015).
Menurut dia, jenis makan yang perlu diwaspadai dan patut diduga mengandung boraks yaitu rumput laut, bakso, mi dan lainnya. "Cara mengenal makanan yang mengandung boraks biasanya akan terlihat dari teksturnya yang kenyal dan terlihat cerah," ungkapnya.
Menurut Dede yang juga Juru Bicara Partai Demokrat, dalam kondisi perekonomian yang lesu saat ini, dimana daya beli masyarakat menurun, sering kali ada oknum pedagang yang menghindari kerugian dengan cara menggunakan bahan pengawet dalam produk yang dijualnya supaya lebih tahan lama dan menghasilkan keuntungan.
"Selain menggunakan boraks masih ada juga pedagang menggunakan zat pewarna berbahaya untuk berbagai bahan kudapan puasa seperti kolangkaling, rumput laut dan agar-agar," katanya.
Fenomena masih adanya makanan tidak sehat, menurut Dede mencerminkan kurangnya sosialisasi dan pendampingan pemerintah terhadap masyarakat, baik pembeli maupun penjual.
Maka dari itu Dede berpendapat terhadap para pedagang kecil yang seperti itu BPOM jangan hanya sebatas menyita produk, melainkan harus melakukan sosialisasi dan pembinaan berkelanjutan.
"Bagaimanapun tidak hanya masyarakat yang harus diselamatkan dari makanan berbahaya, tapi para pedagang kecil harus diadvokasi dengan sosialisasi dan penyuluhan terus menerus. BPOM jangan cuma jadi pemadam kebakaran yang bertindak setelah kejadian," terang mantan Wakil Gubernur Jawa Barat ini.
Sebelumnya diberitakan, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), meminta masyarakat agar mewaspadai makanan mengandung boraks, terutama pada makanan buka puasa yang dijual di pasar.
"Ciri makanan yang mengandung boraks terlihat lebih segar dan cerah serta ketika dimakan terasa kenyal," kata Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi BPOM, Hilda Murni, Jumat (19/6/2015).
Menurut dia, jenis makan yang perlu diwaspadai dan patut diduga mengandung boraks yaitu rumput laut, bakso, mi dan lainnya. "Cara mengenal makanan yang mengandung boraks biasanya akan terlihat dari teksturnya yang kenyal dan terlihat cerah," ungkapnya.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Kesehatan
Lihat Juga
Kemenkes Prioritaskan Kasus Kanker Payudara dan Serviks yang Banyak Diidap Perempuan
01 February 2017 14:42 WIB, 2017
Menkes: Konsumsi Buah Sayur Lokal Penting dalam Mewujudkan Gizi Seimbang
25 January 2017 15:32 WIB, 2017
Menko PMK Akui Layanan BPJS Kesehatan lebih Maju dibanding awal 2014
25 January 2017 12:32 WIB, 2017
Penelitian: Orang yang tinggal dekat Jalan Raya Berisiko Mengidap Demensia
05 January 2017 11:08 WIB, 2017
Presiden Minta Bayi yang masih dalam Kandungan Penting diberi Protein dan Gizi Cukup
05 December 2016 16:26 WIB, 2016